Pendahuluan
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala Firman ini: 20:2“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”
Pada pembukaan Sepuluh Hukum Allah, dimulai dengan kata “Lalu Allah mengucapkan segala Firman ini” penegasan ini memperjelas bahwa Sepuluh Hukum merupakan perintah langsung dari Allah Sang Pencipta, bukan perintah manusia. Allah berfirman, maka tidak dapat ditawar.
Dalam Firman Allah terdapat kuasa, yaitu kuasa kehidupan, karena Firman Allah itu ajaib dan menghidupkan. Firman Allah adalah cikal bakal seluruh kehidupan alam semesta, sesuai dengan Kitab Yohanes 1:1 “ Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allahdan Firman itu adalah Allah”. Jika Sepuluh Hukum adalah Firman Allah, maka jika kita hubungkan dengan pernyataan pada Kitab Yohanes, akan kita temukan bahwa Sepuluh Hukum adalah merupakan bagian dari karakter Allah Pencipta itu sendiri.
Firman diberikan kepada manusia demi kepentingan manusia itu sendiri, bukan untuk menyusahkan ciptaan-Nya tetapi untuk menuntun ciptaan itu menuju keselamatan melalui kasih Tuhan yang telah dinyatakan-Nya diatas kayu salib.
Nabi Musa menegaskan bahwa Allah lah yang mengucapkan Firman berupa Sepuluh Hukum tersebut dengan maksud agar bangsa Israel mengerti bahwa Allah sungguh mengasihi mereka, ini dapat kita temukan pada pernyataan Yohanes 1:2-5 yaitu “1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah . 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
Allah ingin bersama-sama dengan bangsa Israel dan untuk memberikan hidup kepada bangsa Israel. Tujuan Allah memilih bangsa Israel sebagai umat-Nya adalah agar menjadi terang kepada seluruh bangsa di dunia, dan di dalam Terang tidak terdapat kegelapan, dan kegelapan tidak akan menguasai terang.
Kurang lebih 400 tahun bangsa Israel di perbudak di mesir, dan tidak ada harapan kebebasan, karena sekali menjadi budak, maka selamanya akan tetap menjadi budak.
Sudah menjadi hukum pada jaman dahulu, bahwa budak dapat berganti tuan, tetapi tetap menjadi budak. Apabila budak mempunyai keturunan, maka sudah pasti keturunan mereka akan tetap menyandang status budak dan status itu tidak mungkin dapat diubah.
Budak boleh dinyatakan merdeka jika sang tuan dengan sukarela memberikan kemerdekaan kepada si budak. Budak tidak dapat memilih tuan, bahkan untuk menentukan hidup dan cara hidup pun budak tidak dapat memilih.
Kehidupan dan kematian budak hanya ada ditangan tuannya. Budak tidak mempunyai hak asasi, dan Ketika budak dibunuh oleh tuannya, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja maka tidak ada undang-undang yang dapat mempersalahkan sang tuan.
Kehidupan budak, baik dalam hal Kesehatan, kesejahteraan, perlindungan dan kelayakan hidup hanya kasih dan kemurahan tuannya saja. Jadi jika sang budak mempunyai tuan yang murah hati, maka baik lah keadaan budak itu, tetapi jika budak mempunyai tuan yang durhaka, maka betapa mengerikannya keadaan budak tersebut.
Ketika bangsa Israel telah menjadi budak, maka hanya Allah sendirilah yang yang dapat memerdekakan mereka, Firaun menegaskan akan hal ini dengan berkata “Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi.” Keluaran 5:2.
Hanya TUHAN lah yang sanggup mengubah nasib bangsa Israel, yaitu mengubah nasib mereka dari budak menjadi orang merdeka.
Ketika bangsa Israel dibebaskan oleh TUHAN, maka bangsa Israel telah berganti tuan, yang tadinya tuan mereka adalah Firaun, dan sekarang tuan mereka adalah TUHAN sendiri. Dengan demikian, bangsa Israel wajib menuruti TUHAN sebagai tuan mereka yang baru.
TUHAN mengatakan “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” Keluaran 20:2.
Pada saat leluhur kita yaitu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa oleh karena kegagalan mereka untuk selalu berserah kepada TUHAN dan gantinya mereka menyerah dan mempercayai setan (yang pada saat itu berwujud ular), maka status mereka otomatis berubah, dari hamba TUHAN menjadi hamba setan.
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Kejadian 21:16,17
Sejak saat itu seluruh manusia adalah hamba dosa, atau hamba setan, oleh karena seluruh manusia adalah keturunan Adam dan Hawa. Leluhur kita sudah jatuh kedalam perhambaan setan (dosa) maka otomatis kita sebagai keturunan Adam dan Hawa juga menjadi hamba setan (dosa)
TUHAN Allah memberikan pengharapan kepada manusia, yang tadinya harus mati kekal diberikan pilihan untuk hidup dengan menuruti Firman-Nya.
Lalu Allah mengucapkan segala Firman ini: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”. Keluaran 20:1,2
Dengan Firman-Nya kita ditebus dari perhambaan dosa menjadi hamba TUHAN, dari kematian menjadi hidup kekal. Firman TUHAN yang dapat menolong kita, dan jika kita mau mengikuti seluruh Firman-Nya, maka kita sedang menerima kematian Yesus Kristus menjadi tebusan kita dari dosa (setan)
Sepuluh Hukum merupakan karakter TUHAN Allah yang harus kita hidupkan sebagai tanda, bahwa kita adalah umat-umat TUHAN Allah, sebagai bukti bahwa kita sudah meninggalkan kehidupan yang lama, bahwa kita tidak mengingat lagi tuan kita yang telah menyesatkan kita yaitu iblis atau yang disebut setan.
Pembukaan Sepuluh Hukum menegaskan bahwa kita telah ditebus dari dosa, ditebus dari kepemilikan setan menjadi milik TUHAN Allah melalui Yesus Kristus.
Yesus berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Yohanes 14:15
Hukum ke 1
Setelah bangsa Israel merdekakan oleh TUHAN dari perbudakan di Mesir, maka majikan atau tuan yang mana bangsa Israel harus mengabdi adalah Sang Pembebas, yaitu TUHAN alam semesta pencipta langit dan bumi….
Hukum ke 2
Para psikolog mencoba memahami, mengapa manusia pada umumnya membutuhkan sesuatu yang dianggap sebagai tuhan, hal ini berawal dari data bahwa hanya sekitar 16% manusia didunia ini yang tidak mengakui adanya tuhan….
Hukum ke 3
Para elit agama pada zaman-Nya—ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi—memiliki pendapat yang tinggi tentang kerohanian mereka sendiri….
Hukum ke 4
Pada puncak pelayanan-Nya yang singkat selama 3,5 tahun, Yesus Kristus menarik banyak orang yang takjub akan pengajaran-Nya. Namun, para pemimpin agama tidak terkesan….
Hukum ke 5
Tajuk berita menunjukkan bahwa masyarakat Barat kita bingung tentang apa yang membentuk sebuah keluarga. Beberapa bekerja keras untuk meyakinkan publik bahwa harus ada definisi baru tentang keluarga….
Hukum ke 6
Dia datang ke Athena untuk menghindari penganiayaan di Berea. Berjalan di kota, dia kagum pada bagaimana orang Athena telah menyerahkan diri sepenuhnya pada penyembahan berhala….
Hukum ke 7
Luangkan waktu dan perhatikan kios koran dan majalah. Lihatlah judul artikel di majalah paling populer. Hampir setiap majalah memuat artikel tentang seks….
Hukum ke 8
aja Daud, seorang pria yang sangat mengasihi Tuhan, menulis, “Hukum [Kekal] itu sempurna, mengubah jiwa…” (Mazmur 19:7). Kata “mengubah” di sini membawa arti…..
Hukum ke 9
Masyarakat kita bukanlah masyarakat yang jujur. Para pemimpin pemerintahan, bisnis, pendidikan, dan agama secara sadar berbohong berkali-kali setiap hari. Mereka tidak sendirian….
Hukum ke 10
Sebenarnya, banyak orang Amerika dengan sepenuh hati mengikuti nasihat tersebut. Pada tahun 2004, utang konsumen mencapai $2 triliun untuk pertama kalinya menurut Federal Reserve AS—naik dari….