Penimbun Kompulsif

Markus 8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.”

Penimbun kompulsif adalah suatu kondisi dimana seseorang menjadi terbiasa membeli atau mengumpulkan tumpukan harta tak berguna, dan kemudian merasa tidak mampu untuk membuang apa pun. Koleksi barang-barang tidak berguna yang terus bertambah ini menyebabkan kondisi kehidupan yang tidak tertahankan yang menyebabkan kekacauan yang sangat dan gangguan mobilitas di dalam rumah mereka. Tentu saja sifat patologis dimana seseorang sika mengumpulkan barang-barang ini bukan saja menjadi beban dalam sebuah hubungan, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas mendasar kehidupan seperti memasak, bersih-bersih, mandi, atau tidur.

Seperti seorang penyendiri yang eksentrik di Inggris, yang telah menimbun begitu banyak barang yang tidak berguna sehingga dia harus menggali kedalam kumpulan  sampahnya hanya untuk dapat mengitari rumahnya. Kemudian pada bulan Januari tahun 2009 dia kemudian tersesat di terowongan labirin yang dibuatnya dan meninggal karena kehausan. Ini adalah manusia tikus tanah berusia 74 tahun yang bernama  Gordon Stewart, telah memenuhi keseluruhan ruangan rumahnya sampai ke langit-langit dengan koran bekas, sampah, dan barang bekas selama bertahun-tahun, sehingga mustahil untuk berjalan saja. Tetangga mengatakan bahwa Tuan Stewart telah mengumpulkan sampah setidaknya selama 10 tahun. Gundukan tas-tas plastik terlihat jelas menumpuk di jendela depan rumahnya, sementara itu segala mebel yang dalam keadaan rusak, komponen komputer, dan bahkan TV lama tumpah ruah ke halaman depan rumahnya. Sebuah mobil yang berasal dari tahun 1950-an telah diparkir di garasi, tidak tersentuh selama bertahun-tahun sementara sampah menumpuk di sekitarnya.

 Tetangganya di Broughton, Inggris, akhirnya menelepon pihak berwenang setelah tidak melihatnya meninggalkan rumah tersebut selama beberapa hari. Saat polisi tiba, bau busuk dari sampah tercium sangat keras sehingga pihak kepolisian harus membawa tim penyelam kepolisian lengkap dengan alat bantu pernapasan untuk mencari tempat tinggal tersebut. Mereka harus merangkak melalui tumpukan sampah dan barang-barang bekas, mencari di dalam jaringan terowongan yang rumit sampai mereka menemukan tubuh sang Stewart. Sang penimbun kompulsif ini diyakini mengalami disorientasi di dalam dinding sampah yang membusuk dan tidak dapat menemukan jalan keluar hingga ia pingsan karena dehidrasi.

 Alkitab mengatakan ”… Ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang.”

(Pengkhotbah 3:6). Kita mungkin merasa terganggu dan mencibir orang-orang yang bergumul dengan hal menimbun tersebut, tapi mungkin ada sentuhan keserakahan di hati setiap orang. Jika rasa tidak aman mendorong kita untuk menemukan kedamaian dalam mengumpulkan barang barang dunia ini, marilah kita melakukan upaya mendalam untuk menghilangkan kekacauan pemikiran dan berstirahatlah di dalam Yesus.