Markus 7:32-35 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: ”Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
Bertahun-tahun yang lalu Gereja Kristus Swamp United di Ephrata, Pennsylvania, merayakan munculnya petir yang aneh. Menurut layanan berita Evangelical Press, tampaknya ketika pengkhotbah John Waldschmidt meninggal pada tahun 1786, istrinya tidak bisa lagi mendengar atau berbicara. Selama kebaktian gereja enam tahun kemudian, petir menyambar pemakaman di luar. Setelah diselidiki, menurut catatan gereja, jemaat yang terkejut menemukan bahwa petir itu telah membelah batu nisan Waldschmidt menjadi dua — dan bahwa janda itu disembuhkan pada saat yang bersamaan.
Pada tahun 1911, Mrs. Jane Decker, seorang penduduk Connecticut yang telah tuli sejak kecil, disembuhkan dari ketuliannya dengan cara yang sama. Selama badai, petir merobek atap rumahnya dan menghancurkan kasau, jendela, dan bingkai, memukau Mrs. Decker dan anak perempuannya. Wanita berusia 65 tahun itu mengalami luka ringan dan sakit untuk beberapa hari, ketika pendengarannya pulih.
Seorang petani di Falmouth, Maine, juga mengalami penyembuhan petir pada tahun 1980. Dia telah terlibat dalam kecelakaan dengan tractor trailer dan telah kehilangan penglihatan dan pendengarannya. Pada suatu hari badai, dia berada di halaman pertanian mencari ayam peliharaannya, tiba-tiba petir menyambar dia menghilangkan alat bantu dengar langsung dari telinganya. Setelah memulihkan dirinya sendiri, dia berjalan kembali ke rumah, penglihatan dan pendengarannya dipulihkan secara ajaib.
Pemulihan pendengaran lain yang tidak biasa, terjadi pada musim panas 2011. Robert Valderzak, seorang pasien di rumah sakit tantara veteran, menderita gangguan pendengaran parah selama beberapa bulan setelah tenggorokannya patah. Kemudian, setelah gempa bumi 5,8 skala richter yang mengguncangnya keluar dari tempat tidurnya, putranya berbicara kepada dia dan dia mendengar suaranya. Valderzak menganggapnya sebagai keajaiban.
Sebagian besar dari kita mungkin tidak pernah memiliki pengalaman seperti orang-orang ini, tetapi tidak sulit membayangkan emosi mereka ketika mereka menyadari indra mereka dipulihkan. Orang orang yang disembuhkan Yesus pasti merasakan keheranan, sukacita, dan rasa syukur yang sama kepada Allah.