Doa Tuhan Yesus

Doa Tuhan Yesus sudah dua kali diberikan oleh Juruselamat kita, pertama kepada orang banyak pada waktu khotbah di atas bukit, dan sekali lagi, beberapa bulan kemudian, kepada murid murid Yesus sendiri. Untuk beberapa saat murid-murid itu jauh dari Tuhan mereka, ketika mereka kembali mereka temukan Dia sedang berhubungan dengan Allah. Seakan tak menyadari kehadiran mereka, Dia teruskan berdoa dengan suara yang keras. Wajah Juruselamat itu disinari dengan terang surga. Tampaknya Dia berada di hadapan Allah yang tidak kelihatan, dan ada kuasa hidup di dalam kata-kata-Nya sebagaimana seseorang yang berbicara dengan Allah.

Hati murid-murid yang sedang mendengarkan sungguh sungguh digerakkan. Telah mereka perhatikan betapa sering Dia menggunakan waktu berjam-jam di tempat sunyi untuk berhubungan dengan Bapa-Nya. Hari-hari-Nya dilewati dengan pelayanan kepada orang banyak yang datang mendesak Nya, dan dengan memaparkan cara berpikir para rabi yang curang, dan pekerjaan yang tak henti-hentinya ini sering membuat-Nya begitu lelah sehingga ibu-Nya dan saudara-saudaraNya, bahkan murid-murid-Nya, telah takut bahwa hidup-Nya akan dikorbankan. Tetapi setelah Dia kembali dari jam-jam berdoa mengakhiri hari yang melelahkan, mereka memperhatikan pandangan yang penuh kedamaian di wajah-Nya, perasaan segar yang tampaknya meliputi kehadiran-Nya. Dari jam-jam yang digunakan bersama Allah itulah Dia datang pagi demi pagi, untuk membawa terang surga kepada manusia. Murid Murid itu telah datang untuk menghubungkan jam-jam berdoaNya dengan kuasa kata-kata dan pekerjaan-Nya. Kini, setelah mereka dengar permohonan-Nya, hati mereka kagum dan menjadi rendah. Setelah Ia berhenti berdoa, dengan suatu keyakinan akan keperluan mereka yang penting mereka berseru: “Tuhan, ajarlah kami berdoa”. Lukas 11:1.

Tidak ada bentuk doa baru yang diberikan Yesus kepada mereka. Bahwa yang telah diajarkan kepada mereka sebelumnya Dia ulangi, seakan-akan Dia mau mengatakan, Engkau perlu memahami apa yang telah Aku berikan. Ini mempunyai suatu arti yang dalam yang belum engkau pahami.

Namun, Juruselamat itu tidak membatasi kita untuk menggunakan kata-kata yang tepat ini. Setelah satu dengan umat manusia, Dia tunjukkan idaman doa-Nya sendiri, kata-kata yang begitu sederhana sehingga kata-kata itu bisa digunakan oleh anak kecil, namun begitu luas sehingga maknanya tidak pernah dapat dipahami sepenuhnya oleh pikiran-pikiran yang paling hebat. Kita diajar untuk datang kepada Allah dengan penghargaan rasa syukur kita, untuk memberitahukan kebutuhan-kebutuhan kita, untuk mengakui dosa-dosa kita, dan untuk memohon kemurahan hati-Nya sesuai dengan ianji-Nya.

“Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa kami.” Lukas 11:2.

Yesus mengajar kita memanggil Bapa-Nya Bapa kami. Dia tidak malu memanggil kita saudara-saudara. Ibrani 2:11. Hati Juruselamat itu begitu sedia dan ingin sekali menyambut kita sebagai anggota-anggota keluarga Allah, sehingga dalam kata kata pertama yang harus kita gunakan untuk mendekati Allah Dia menetapkan jaminan hubungan Ilahi kita, “Bapa kami.”

Ini adalah pengumuman dari kebenaran yang ajaib itu, begitu penuh dengan dorongan dan hiburan, bahwa Allah mengasihi kita sebagaimana Ia mengasihi Anak-Nya. Inilah yang dikatakan Yesus dalam doa-Nya untuk murid-murid-Nya, “Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” Yohanes 17:23.

Dunia yang diklaim Setan dan yang telah diperintahnya dengan kelaliman, oleh pencapaian Anak Allah yang sangat luas, telah diliputi kasih-Nya dan dihubungkan kembali dengan takhta Allah. Ketika kemenangan dipastikan, kerubim dan serafim, dan rombongan besar malaikat yang tak terhitung jumlahnya dari dunia-dunia yang tidak berdosa, menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Allah dan Anak Domba itu. Mereka bergembira karena jalan keselamatan telah dibuka kepada manusia yang berdosa dan bumi akan ditebus dari kutuk dosa. Betapa lebih gembira seharusnya orang-orang yang merupakan sasaran kasih yang begitu ajaib itu!

Bagaimana kita bisa bimbang dan ragu dan merasa bahwa kita yatim-piatu? Untuk kepentingan orang-orang yang telah melanggar hukumlah Yesus mengambil sifat manusia; Dia menjadi seperti kita, agar kita boleh memperoleh kedamaian dan jaminan abadi. Kita mempunyai Pembela di surga, dan barang siapa menerima-Nya sebagai Juruselamat pribadi tidak ditinggalkan seperti seorang yatim-piatu untuk memikul beban dosa-dosanya sendiri.

“Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah.” “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” “Tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” 1 Yohanes 3:2; Roma 8:17.

Langkah pertama dalam mendekati Allah ialah mengetahui dan mempercayai kasih yang Dia miliki untuk kita (1 Yohanes 4:16); karena dengan mendapatkan kasih-Nya kita dibawa kepada-Nya.

Penghayatan kasih Allah akan membuang sifat mementingkan diri. Dengan memanggil Allah Bapa kita, kita mengakui semua anak-anak-Nya sebagai saudara-saudara kita. Kita semua adalah sebagian dari jaringan besar umat manusia, semua anggota satu keluarga. Dalam permintaan kita, harus kita masukkan sesama manusia seperti diri kita. Tidak seorangpun dibenarkan berdoa minta berkat untuk dirinya sendiri.

Allah’ Yang Mahakuasa, kata Yesus, telah membuat kesempatan bagimu untuk mendekati-Nya dengan nama Bapa. Simaklah seluruh implikasi yang ada di dalamnya. Tak satupun orang tua duniawi yang dengan begitu bersungguh-sungguh memanggil kembali anaknya yang bersalah seperti Dia yang mengundang engkau kembali. Tidak ada perhatian manusia yang penuh kasih yang selalu mengikuti orang yang tak menyesali dosa dengan undangan yang demikian lembut. Allah tinggal di setiap tempat kediaman; Dia mendengar setiap kata yang diucapkan, mendengar setiap doa yang dipanjatkan, merasakan dukacita dan kekecewaan dari setiap orang, memperhatikan perlakukan yang diberikan kepada ayah, ibu, saudara perempuan dan saudara laki-laki, teman dan tetangga. Dia mengurus keperluan kita, dan kasih, kemurahan hati serta kasih karunia-Nya senantiasa mengalir untuk memuaskan keperluan kita.

Tetapi jika engkau panggil Allah Bapamu engkau akui dirimu anak-Nya, untuk dipimpin oleh hikmat-Nya dan untuk menurut dalam segala hal, mengetahui bahwa kasihnya tidak berubah. Engkau akan menerima rencana-Nya untuk hidupmu. Sebagai anak Allah, engkau akan mempertahankan kehormatanNya, tabiat-Nya, keluarga-Nya, pekerjaan-Nya, sebagai sasaran perhatianmu yang tertinggi. Mengakui dan menghormati hubunganmu kepada Bapamu dan kepada setiap anggota keluarga-Nya akan menjadi kegembiraanmu. Engkau akan bergembira untuk melakukan pekerjaan apa saja, betapa pun rendahnya, yang akan cenderung kepada kemuliaan-Nya atau kepada kesejahteraan keluargamu.

“Yang di surga.” Dia yang kepada-Nya Kristus meminta kita melihat sebagai “Bapa kami” “di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!” Dalam pemeliharaan-Nya kita dapat beristirahat dengan aman, seraya mengatakan,” Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu.” Mazmur 115:3; 56:4.

“Dikuduskanlah nama-Mu.” Matius 6:9.

Menguduskan nama Tuhan memerlukan kata-kata yang diucapkan dengan rasa hormat yang dengannya kita menyatakan Yang Mahatinggi. “Nama-Nya kudus dan dahsyat.” Mazmur 11:9. Dalam sikap apa pun sekali-kali kita tidak boleh menganggap enteng gelar atau nama panggilan Tuhan. Dalam doa kita memasuki kamar audiensi Yang Mahatinggi; dan kita harus datang ke hadapan-Nya dengan perasaan hormat. Malaikat-malaikat menutupi wajah mereka di hadapan-Nya. Kerubim dan serafim yang bercahaya dan suci mendekati takhta-Nya dengan rasa hormat yang sungguh-sungguh. Berapa banyak lagi kita makhluk yang terbatas dan berdosa harus datang dengan sikap hormat di hadapan Tuhan, Pencipta kita!

Tetapi menyucikan nama Tuhan berarti lebih daripada sikap ini. Seperti orang Yahudi pada zaman Yesus, kita bisa menyatakan penghormatan paling agung secara luar untuk Allah, namun terus-menerus mencemarkan nama-Nya. “Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya… . yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.” Keluaran 34:5-7. Tentang gereja Kristus ada tertulis, “Dengan nama inilah mereka akan dipanggil: Tuhan keadilan kita!” Yeremia 33:16. Nama ini diberikan kepada setiap pengikut Kristus. Ini adalah warisan Anak Allah. Keluarga dipanggil menurut Bapa. Pada zaman kesusahan dan kesengsaraan Israel yang menyakitkan, Nabi Yeremia berdoa, “Namamu diserukan di atas kami,janganlah tinggalkan kami!” Yeremia 14:9.

Nama ini disucikan oleh malaikat-malaikat surga, oleh penduduk dunia-dunia yang tidak berdosa. Apabila engkau berdoa, “Dikuduskanlah namaMu,” engkau minta agar nama-Nya dikuduskan di dunia ini, dikuduskan di dalam dirimu. Allah telah mengakuimu di hadapan manusia dan malaikat-malaikat sebagai anak-Nya; berdoalah agai* engkau tidak mencemarkan “Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah.” Yakobus 2:7. Allah mengutus kamu ke dunia sebagai wakil wakil-Nya. Dalam setiap perbuatan engkau harus menyatakan nama Allah. Permintaan ini datang kepadamu untuk memiliki tabiat-Nya. Engkau tidak dapat menguduskan nama-Nya, engkau tidak dapat memperkenalkan-Nya ke dunia ini, kecuali dalam kehidupan dan tabiat engkau perkenalkan kehidupan dan tabiat Allah sendiri. Ini dapat engkau lakukan hanya melalui penerimaan akan kasih karunia dan kebenaran Kristus.

“Datanglah kerajaanMu.” Matius 6:10.

Allah adalah Bapa kita, yang mengasihi dan memelihara kita sebagai anak-anak-Nya; Dia juga adalah Raja Agung dari alam semesta. Kepentingan-kepentingan kerajaan-Nya, adalah juga kepentingan-kepentingan kita, dan kita harus bekerja untuk membangunnya.

Murid-murid Kristus sedang mengharapkan kerajaan kemuliaan-Nya segera, tetapi dengan memberikan doa ini kepada mereka, Yesus mengajarkan bahwa kerajaan itu belum saatnya untuk didirikan. Mereka harus mendoakan kedatangan-Nya sebagai suatu yang akan datang kelak. Tetapi permintaan ini juga merupakan suatu jaminan kepada mereka. Walaupun mereka tidak harus melihat kedatangan kerajaan itu pada zaman mereka, namun fakta bahwa Yesus menyuruh mereka mendoakannya merupakan bukti bahwa dalam waktu yang ditentukan Allah sendiri, kerajaan itu pasti akan datang.

Kerajaan kasih karunia Allah kini tengah didirikan, karena hari demi hari hati yang penuh dosa dan pemberontakan diserahkan kepada kedaulatan kasih-Nya. Tetapi hal berdiri sepenuhnya kerajaan kemuliaan-Nya tidak akan terjadi sebelum kedatangan Yesus kedua kalinya ke dunia ini. “Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi.” Daniel 7:27. Mereka akan mewarisi kerajaan yang disediakan bagi mereka “sejak dunia dijadikan.” Matius 25:34. Dan Kristus akan melengkapi diri-Nya dengan kuasa-Nya yang besar dan akan memerintah.

Gerbang-gerbang surga kembali akan diangkat, dan dengan berlaksa-laksa orang kudus, Juruselamat kita akan datang sebagai Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan. “Maka Tuhan akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.” “Kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” Zakharia 14:9; Wahyu 21:3.

Tetapi sebelum kedatangan itu, Yesus mengatakan, “Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa.” Matius 24:14. Kerajaan-Nya tidak akan datang sebelum kabar baik dari kasih karunia-Nya telah disampaikan ke seluruh dunia. Sebab itu, apabila kita menyerahkan diri kita kepada Allah, dan menarik jiwa-jiwa lain kepada-Nya, kita mempercepat kedatangan kerajaan-Nya. Hanya orang-orang yang mengabdikan diri kepada pelayananNya akan berkata, “Ini aku, utuslah aku” (Yesaya 6:8), untuk membuka mata yang buta, untuk melepaskan orang-orang” dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan” (Kisah 26:18) mereka sendiri berdoa dengan tulus hati, “Datanglah kerajaanMu.”

“Jadilah kehendakMu dibumi seperti disurga.” Matius 10:10.

Kehendak Allah dinyatakan dalam aturan-aturan hukumNya yang suci dan prinsip-prinsip hukum ini adalah prinsip surga. Malaikat-malaikat surga mencapai pengetahuan yang tidak lebih tinggi daripada untuk mengetahui kehendak Allah, dan untuk melakukan kehendak-Nya adalah pelayanan tertinggi yang dapat menggunakan kuasa mereka.

Tetapi di surga, pelayanan tidak dilakukan dalam roh legalisme. Ketika Setan berontak melawan hukum Allah, pemikiran yang menyatakan bahwa ada hukum yang berlaku pada malaikat-malaikat hampir merupakan suatu kesadaran terhadap sesuatu hal yang tidak terpikirkan. Dalam pelayanan mereka malaikat-malaikat bukanlah sebagai hamba-hamba, tetapi sebagai anak. Ada kesatuan yang sempurna antara mereka dan Pencipta mereka. Penurutan bagi mereka bukanlah pekerjaan yang membosankan: Kasih kepada Allah membuat pelayanan mereka suatu sukacita. Jadi dalam setiap jiwa di mana Kristus, pengharapan kemuliaan itu tinggal, kata-kata-Nya bergema, “Aku suka melakukan kehendakMu, ya Allahku; taurat-Mu ada dalam dadaku.” Mazmur 40:8.

Permintaan, “jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga,” adalah suatu doa agar kerajaan kejahatan di bumi ini dapat diakhiri, agar dosa dapat selama-lamanya dibinasakan, dan kerajaan kebenaran didirikan. Kemudian di bumi seperti di surga akan digenapi “segala pekerjaan imanmu.” 2 Tesalonika 1:11.

“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami.” Matius 6:11.

Setengah bagian pertama dari doa yang telah diajarkan Yesus kepada kita ialah mengenai nama, kerajaan dan kehendak Allah — bahwa nama-Nya dapat dihormati, kerajaan-Nya didirikan, kehendak-Nya terlaksana. Apabila engkau telah membuat pelayanan Allah perhatianmu yang pertama, engkau dapat memohon dengan keyakinan bahwa keperluanmu sendiri dapat disediakan. Jika engkau telah menyangkal dirimu dan menyerahkannya kepada Kristus engkau adalah anggota keluarga Allah, dan segala sesuatu yang ada di dalam rumah Bapa adalah untukmu. Seluruh perbendaharaan Allah terbuka bagimu, baik yang ada di dunia sekarang, maupun yang ada di dunia yang akan datang. Pelayanan para malaikat, karunia Roh Kudus, upaya para pelayan-Nya,–semuanya bagimu. Dunia, dengan segala yang ada di dalamnya, adalah untukmu sejauh itu menjadi kebaikanmu. Bahkan permusuhan orang jahat pun akan terbukti sebagai suatu berkat oleh mendisiplinmu untuk surga. Jika “kamu adalah milik Kristus,” “segala sesuatu adalah milikmu.” 1 Korintus 3:23, 21.

Tetapi engkau adalah sebagai seorang anak yang belum ditempatkan dalam pengendalian warisannya. Allah tidak mempercayakan kepadamu milikmu yang berharga, agar Setan dengan seninya yang licik tidak akan memberdayakan engkau, seperti yang dia lakukan kepada pasangan suami-istri pertama di Eden. Kristus mempertahankannya bagimu, selamat melewati jangkauan perusak. Seperti anak, engkau akan menerima hari demi hari apa yang diperlukan untuk kebutuhan hari itu. Tiap hari engkau harus berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Janganlah cemas jika keperluan esok tidak cukup. Engkau memperoleh jaminan janji-Nya, “Diamlah di negeri dan berlakulah setia, Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” “Dulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.” Mazmur 37:3, 25. Allah yang menyuruh burung gagak untuk memberi makan Elia di sungai Kerit tidak akan meninggalkan seorang pun dari anak-anak-Nya yang setia dan mengorbankan diri. Akan dia yang berjalan dengan benar ada tertulis: “Rotinya disediakan air minumnya terjamin.” Mereka tidak akan mendapat malu pada waktu kecelakaan, dan mereka akan menjadi kenyang pada hari-hari kelaparan.” “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Yesaya 33:16; Mazmur 37:19; Roma 8:32. Dia yang meringankan kekhawatiran dan kecemasan ibu-Nya yang janda dan menolongnya untuk mengurus rumah tangga di Nazaret, simpati dengan setiap ibu dalam pergumulannya untuk menyediakan makanan anak-anaknya. Dia yang merasa kasihan melihat orang banyak karena mereka “lelah dan terlantar” (Matius 9:36), masih merasa kasihan melihat orang miskin yang menderita. Tangan-Nya diulurkan kepada mereka dengan berkat; dan dalam doa yang Dia ajarkan kepada murid-murid-Nya, Dia ajarkan kepada kita untuk mengingat orang miskin.

Apabila kita berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,” kita minta untuk orang-orang lain maupun untuk diri kita. Dan kita akui bahwa apa yang diberikan Allah kepada kita bukanlah untuk diri kita saja. Allah memberikan kepada kita dengan kepercayaan bahwa kita bisa memberi makan orang-orang lapar. Oleh kebaikan-Nya la telah memelihara orang miskin. Mazmur 68:10. Dan Ia katakan, “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga tetanggamu yang kaya. . . . Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” Lukas 14:12-14.

“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu.” Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” 2 Korintus 9:8, 6.

Doa untuk makanan setiap hari bukan hanya mencakup makanan yang mempertahankan tubuh, tetapi juga makanan rohani yang memelihara jiwa sampai kepada hidup yang kekal. Yesus meminta kita, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.” Yohanes 6:27. Kata-Nya, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Ayat 51. Juruselamat kita adalah roti hidup, dan adalah oleh melihat kasih-Nya, oleh menerimanya ke dalam jiwa, sehingga kita hidup dari roti yang turun dari surga.

Kita menerima Kristus melalui firman-Nya, dan Roh Kudus diberikan untuk membuka firman Allah kepada pengertian kita, dan membawa kebenarannya kepada hati kita. Kita harus berdoa hari demi hari agar apabila kita membaca firman-Nya, Allah akan mengutus Roh-Nya untuk menyatakan kepada kita kebenaran yang akan menguatkan jiwa kita untuk keperluan hari itu.

Di dalam mengajar kita untuk meminta setiap hari apa yang kita perlukan — baik berkat duniawi maupun berkat rohani — Allah mempunyai s itu maksud demi kebaikan kita. Dia mau agar kita menyadari ketergantungan kita kepada pemeliharaanNya yang terus-menerus, karena Dia berupaya menarik kita untuk berhubungan dengan diri-Nya. Dalam hubungan ini dengan Kristus, melalui doa dan belajar kebenaran-kebenaran besar dan berharga dari firman-Nya, kita selaku orang-orang yang lapar akan diberi makan; selaku orang-orang yang haus, kita akan disegarkan mata air kehidupan.

“Ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami.” Lukas 11:4.

Yesus mengajarkan bahwa kita dapat menerima pengampunan dari Allah hanya apabila kita mengampuni orang-orang lain. Kasih Tuhanlah yang menarik kita kepada-Nya, dan kasih itu tidak dapat menjamah hati kita tanpa menciptakan kasih. untuk saudara-saudara kita.

Sesudah menyelesaikan Doa Tuhan Yesus, Ia menambahkan, “Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Dia yang tidak diampuni memutuskan saluran satu-satunya yang melaluinya saja ia dapat menerima kemurahan hati dari Allah. Kita tidak boleh berpikir bahwa kecuali orang-orang yang telah menyakiti kita mengakui kesalahan, kita dibenarkan tidak memberi pengampunan kepada mereka. Sudah pasti peranan merekalah untuk merendahkan hati dengan pertobatan dan pengakuan; tetapi kita harus mempunyai roh belas kasihan terhadap orang-orang yang telah bersalah kepada kita, apakah mereka mengakui kesalahan mereka atau tidak. Betapa pun sakitnya kesalahan-kesalahan itu telah melukai kita, kita tidak boleh menyimpan keluhan kita dan simpati kepada diri kita atas luka-luka hati kita; tetapi apabila kita berharap untuk diampuni atas kejahatan kita terhadap Allah kita harus mengampuni semua orang yang telah melakukan kejahatan kepada kita.

Tapi pengampunan mempunyai arti yang lebih luas daripada yang diperkirakan banyak orang. Ketika Allah memberi janji bahwa Dia “Akan banyak mengampuni,” Dia tambahkan, seolah-olah arti dari janji itu melebihi segala yang dapat kita pahami: “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukan jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Yesaya 55:7-9. Pengampunan Allah tidak semata-mata suatu tindakan yang berkaitan dengan pengadilan yang olehnya Dia membebaskan kita dari penghukuman. Itu bukan hanya pengampunan dosa, tetapi juga pengeluaran dari dosa. Adalah luapan kasih yang menebus dan mengubah hati. Daud mempunyai konsepsi yang benar tentang pengampunan ketika ia berdoa, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.” Mazmur 51:1. Dan sekali lagi ia katakan, “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita.” Mazmur 103:12.

Allah di dalam Kristus memberikan diri-Nya untuk dosadosa kita. Dia menderita kematian yang kejam di salib, memikul beban kesalahan kita, “yang benar untuk yang tidak benar,” agar Dia dapat menyatakan kepada kita kasih-Nya dan menarik kita kepada diri-Nya. Dan la katakan, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Efesus 4:32. Biarlah Kristus, Kehidupan Ilahi, tinggal di dalam kamu melalui kamu nyata kasih yang dilahirkan di surga yang akan membangkitkan pengharapan bagi orang-orang yang putus asa dan membawa damai surga ke dalam hati yang dilanda dosa. Apabila kita datang kepada Allah, inilah kondisi yang menemukan kita di ambang pintu, menerima kemurahan hati dari Dia, sehingga kita menyerahkan diri kita untuk menyatakan kasih karunia-Nya kepada orang orang lain.

Satu hal penting bagi kita agar kita dapat menerima dan membagikan kasih Allah yang mengampuni itu adalah mengetahui dan mempercayai kasih yang Dia miliki untuk kita. 1 Yohanes 4:16. Setan sedang bekerja dengan setiap tipuan yang dapat dia perintahkan, agar kita tidak dapat melihat kasih itu. Dia akan memimpin kita untuk berpikir bahwa kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggaran kita telah begitu menyedihkan sehingga Tuhan tidak akan menghargai doa-doa kita dan tidak akan memberkati dan menyelamatkan kita. Dalam diri kita tidak ada yang dapat kita lihat kecuali kelemahan, tidak ada yang memuji kebaikan kita kepada Allah, dan SETAN mengatakan kepada kita bahwa itu tidak berguna; kita tidak dapat memperbaiki cacat tabiat kita. Dalam diri kita tidak ada yang dapat kita lihat kecuali kelemahan, tidak ada yang memuji kebaikan kita kepada Allah, dan SETAN mengatakan kepada kita bahwa itu tidak berguna; kita tidak dapat memperbaiki cacat tabiat kita. Apabila kita coba datang kepada Allah, musuh itu akan berbisik, Tidak ada gunanya engkau berdoa; bukankah engkau melakukan hal yang jahat itu? Bukankah engkau telah berdosa terhadap Allah dan melanggar hati nuranimu sendiri? Tetapi kita boleh mengatakan kepada musuh itu bahwa “darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” 1 Yohanes 1:7. Apabila kita rasakan bahwa kita telah berdosa dan tidak bisa berdoa, itulah waktunya untuk berdoa. Mungkin kita merasa malu dan sangat hina, tetapi kita harus berdoa dan percaya. “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: ‘Kristus Yesus datang, ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,’ dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” 1 Timotius 1:15. Pengampunan pendamaian dengan Allah, datang kepada kita, bukan sebagai suatu upah untuk pekerjaan itu, itu tidak diberikan karena kebaikan orang-orang berdosa, tetapi itu adalah suatu pemberian kepada kita, memperolehnya dalam kebenaran Kristus yang tak bernoda sebagai dasar untuk memberikan.

Jangan kita coba-coba memperkecil kesalahan kita dengan memaafkan dosa. Kita harus menerima penilaian Allah terhadap dosa, dan itu sungguh berat. Golgota saja dapat mengatakan kehebatan dosa yang mengerikan itu. Jika kita harus menanggung kesalahan kita sendiri, itu akan menghancurkan kita. Tetapi Dia yang tidak berdosa telah mengambil tempat kita; walaupun tidak layak, Dia telah menanggung kejahatan kita. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” I Yohanes 1:9. Kebenaran yang mulia—adil kepada hukum-Nya sendiri, dan Yang Membenarkan semua orang yang percaya kepada Yesus. “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?” Mikha 7:18.

“Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat.” Matius 6:13.

Pencobaan adalah bujukan kepada dosa, dan ini tidak dimulai dari Allah, tetapi dari Setan dan dari kejahatan hati kita sendiri. “Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.” Yakobus 1:13.

Setan berupaya untuk membawa kita ke dalam pencobaan, agar kejahatan tabiat kita dapat dinyatakan di hadapan manusia dan malaikat-malaikat, sehingga ia dapat menuntut kita sebagai miliknya. Dalam nubuatan simbolis Zakharia, Setan kelihatan berdiri di sebelah kanan malaikat Tuhan, mendakwa Yosua imam besar, yang mengenakan pakaian kotor, menolak pekerjaan yang malaikat ingin lakukan kepadanya. Ini menunjukkan sikap Setan terhadap setiap orang yang sedang diupayakan Kristus menariknya kepada-Nya. Musuh itu membawa kita ke dalam dosa, lalu ia mendakwa kita di hadapan segenap isi surga sebagai yang tidak layak terhadap kasih Allah. Tetapi “berkatalah malaikat Tuhan kepada Iblis itu: ‘Tuhan kiranya menghardik engkau, hai Iblis! Tuhan, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?” Dan kepada Yosua Ia katakan, “Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.” Zakharia 3:1-4.

Allah di dalam kasih-Nya yang besar tengah berupaya mengembangkan di dalam diri kita kasih karunia Roh-Nya yang berharga. Dia izinkan kita menghadapi rintangan, penganiayaan dan kesukaran, bukan sebagai suatu kutuk, tetapi sebagai berkat terbesar dari kehidupan kita. Setiap pencobaan yang dilawan, setiap penderitaan yang ditanggung dengan berani, memberikan pengalaman baru kepada kita dan memajukan kita dalam pekerjaan membangun tabiat. Orang yang melalui kuasa Ilahi melawan pencobaan menyatakan ke dunia dan segenap isi surga ketepatgunaan kasih karunia Kristus.

Tetapi sementara kita tidak boleh dicemaskan oleh penderitaan, walaupun itu pahit, kita harus berdoa agar Allah tidak akan mengizinkan kita dibawa dimana kita akan ditarik jauh oleh keinginan-keinginan hati jahat kita sendiri. Di dalam memanjatkan doa yang telah diberikan Kristus, kita menyerahkan diri kita kepada pimpinan Allah, meminta-Nya untuk memimpin kita dalam jalan-jalan yang aman. Kita tidak dapat memanjatkan doa ini dengan ketulusan hati, namun memutuskan untuk berjalan di jalan apa saja yang kita pilih. Kita akan menunggu tangan-Nya untuk memimpin kita; kita akan mendengar suaraNya, mengatakan, “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya.” Yesaya 30:21.

Tidak aman bagi kita berlambat-lambat dan merenungkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan menyerah kepada anjuran-anjuran Setan. Dosa berarti kecemaran dan bencana kepada setiap jiwa yang memanjakannya; tetapi itu membutakan dan menipu sifatnya, dan itu akan memikat kita dengan penyajian yang menyanjung-nyanjung. Jika kita pergi ke daerah Setan kita tidak mendapat jaminan perlindungan dari kuasanya. Sebegitu jauh tergantung pada kita, kita harus menutup setiap kesempatan yang melaluinya si pencoba bisa menemukan jalan menuju kita.

Doa, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,” adalah suatu janji. Jika kita serahkan diri kita kepada Allah kita mendapat jaminan, Ia “tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu, pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus 10:13.

Satu-satunya perlindungan melawan kejahatan adalah tinggalnya Kristus dalam hati melalui iman dalam kebenaran-Nya. Karena sifat mementingkan diri yang ada di dalam hati kitalah pencobaan berkuasa atas kita. Tetapi apabila kita melihat kasih Allah yang besar, sifat mementingkan diri tampak kepada kita dalam sifatnya yang mengerikan dan menjijikkan, dan kita ingin supaya itu dibuangkan dari dalam jiwa. Apabila Roh Kudus memuliakan Kristus, hati kita dilembutkan dan tunduk, pencobaan kehilangan kuasanya dan kasih karunia Kristus mengubah tabiat.

Kristus tidak akan pernah meninggalkan jiwa yang untuknya Dia telah mati. Orang bisa meninggalkan-Nya dan dijejali dengan pencobaan, tetapi Kristus tidak pernah dapat meninggalkan orang yang untuknya Dia telah membayar tebusan dari hidup-Nya sendiri. Sekiranya pandangan rohani kita dibangunkan, kita akan melihat jiwa-jiwa tunduk di bawah penindasan dan dibebani dengan dukacita, tertekan bagaikan sebuah kereta di bawah muatan dukacita, tertekan bagaikan sebuah kereta di bawah muatan berat dan siap untuk mati dengan keputusasaan. Kita akan melihat malaikat-malaikat terbang cepat untuk menolong orang-orang yang dicobai ini, bagaikan orang di tepi sebuah tebing curam. Malaikat-malaikat dari surga memaksa mundur malaikat-malaikat jahat yang mengelilingi orang-orang ini, dan memimpin mereka untuk menginjakkan kaki mereka di atas fondasi yang tahan uji. Peperangan yang berkecamuk di antara tentara kedua belah pihak nyata seperti orang-orang yang berperang dengan tentara-tentara dunia ini, dan kepada hasil pertentangan rohaniah inilah tergantung nasib abadi.

Kepada kita, seperti kepada Petrus, kata ini diucapkan, “Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” Lukas 22:31, 32. Bersyukurlah kepada Allah, kita tidak ditinggalkan sendirian. Ia yang sangat mengasihi dunia “sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16), tidak akan meninggalkan kita dalam peperangan melawan musuh Allah dan manusia. “Sesungguhnya,” kata-Nya, “Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” Lukas 10:19.

Hidup berhubungan dengan Kristus yang hidup, dan Ia akan memegangmu kuat-kuat dengan tangan yang tidak pernah membiarkan pergi. Ketahui dan percayai kasih yang dimiliki Allah untuk kita, dan engkau terjamin; kasih itu adalah suatu benteng yang dapat menahan segala tipuan dan serangan Setan. “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.” Amsal 18:10.

“Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan.” (Matius 6:13).

Terakhir seperti kalimat pertama dari Doa Tuhan Yesus, menunjuk kepada Bapa kita sebagai yang di atas segala kuasa dan wewenang dan setiap nama yang disebutkan. Juruselamat itu melihat tahun-tahun yang terbentang di hadapan murid- murid-Nya, bukan seperti yang telah mereka impikan, terhampar di sinar matahari kemakmuran dan kehormatan duniawi, tetapi gelap dengan badai kebencian manusia dan kemarahan Setan. Di tengah perselisihan dan kehancuran nasional langkahlangkah murid-murid itu akan diserang bahaya, dan sering kali hati mereka akan ditekan oleh ketakutan. Mereka harus melihat Yerusalem sebagai suatu kehancuran, bait suci lenyap, kebaktiannya berakhir selama-lamanya, dan bangsa Israel berserak di seluruh dunia, bagaikan kecelakaan di pantai pasir. Yesus mengatakan, “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.” “Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tepat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan.” Matius 24:6-8. Namun para pengikut Kristus tidak boleh takut bahwa pengharapan mereka sudah hilang atau Allah telah meninggalkan dunia. Kuasa dan kemuliaan adalah milik-Nya yang maksud besar-Nya akan terus bergerak tak terhalang menuju terwujudnya impian. Dalam doa yang menyebutkan kebutuhan mereka tiap hari, murid-murid Kristus diarahkan untuk melihat ke atas segala kuasa dan pemerintahan si jahat, kepada Tuhan Allah mereka, yang kerajaan-Nya menguasai semua, Bapa dan Sahabat kekal mereka.

Kehancuran Yerusalem adalah suatu lambang dari kehancuran terakhir yang akan melanda dunia. Nubuatan-nubuatan yang diterima sebagai bagian penggenapannya dengan jatuhnya Yerusalem mempunyai suatu penerapan yang lebih langsung kepada akhir zaman. Kini kita berdiri di ambang pintu peristiwa-peristiwa besar dan serius. Suatu krisis berada di depan kita, seperti yang belum pernah disaksikan dunia. Dan sungguh baik bagi kita, seperti kepada murid-murid pertama, datang jaminan bahwa kerajaan Allah memerintah semua. Program peristiwa-peristiwa mendatang berada di tangan Pencipta kita. Raja surga memegang nasib bangsa-bangsa, begitu juga urusan gereja-Nya, dalam kekuasaan-Nya. Guru Ilahi itu sedang mengatakan kepada setiap wakil dalam penyelesaian rencana-rencana-Nya, sebagaimana Ia katakan kepada Koresy, “Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku.” Yesaya 45:5.

Dalam khayal Nabi Yehezkiel tampak sebuah tangan di bawah sayap-sayap kerubim. Ini adalah untuk mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya bahwa kuasa Ilahilah yang memberikan sukses kepada mereka. Orang-orang yang digunakan Allah sebagai pesuruh-Nya tidak boleh merasa bahwa pekerjaan-Nya tergantung kepada mereka. Makhluk-makhluk terbatas tidak dibiarkan untuk memikul beban tanggung jawab ini. Dia yang tidak tidur, yang terus-menerus bekerja untuk menyelesaikan rancangan-rancangan-Nya, akan melanjutkan pekerjaan-Nya sendiri. Dia akan merintangi maksud-maksud orang-orang jahat, dan akan membawa kepada kebingungan nasihat-nasihat dari orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap umatNya. Dia yang Raja, Tuhan dari orang banyak, duduk di antara kerubim, dan di tengah perselisihan serta kegemparan bangsabangsa Dia menjaga anak-anak-Nya tenang. Dia yang memerintah di langit adalah Juruselamat kita. Dia mengukur setiap penderitaan, Dia memperhatikan api pelebur yang harus menguji setiap jiwa. Apabila benteng raja-raja akan dirobohkan, apabila panah-panah kemarahan akan menyerang menembusi jantung musuh-musuh-Nya, umat-Nya akan selamat dalam tangan-Nya.

“Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! . . . dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengukuhkan segala-galanya.” 1 Tawarikh 29:1.1, 12.