Apakah mungkin Wahyu Allah bisa diubah?

Sebagian orang mengklaim bahwa Kitab-kitabnya  Alhi Kitab (Yahudi dan Kristen) telah dipalsukan, padahal Qur’an malah menegaskan sebaliknya, seperti sudah kita bahas di bab-bab sebelumnya. Mari sekarang kita ajukan pertanyaan, “Bahkan seandainya kaum Yahudi dan Kristen memang ingin mengubah Kitab-kitab mereka, mungkinkah Allah akan membiarkannya?” sebenarnya Qur’an berbicara juga soal ini.

Mungkinkah Allah tidak sanggup melindungi wahyu-wahyu-Nya sendiri dari usaha manusia melakukan perubahan? Beranikah mereka melakukannya?

Kita telah melihat pada ayat-ayat diatas bahwa Qur’an tidak menyatakan bahwa Alkitab telah diubah ataupun Qur’an datang untuk menggantikan Alkitab; melainkan Qur’an diturunkan untuk meneguhkan dan menjaga Alkitab. Karena Alkitab, Kitab-kitab sebelumnya, menurut Qur’an adalah Firman Allah, maka tidakkah Allah sanggup menjaga sendiri Firman-Nya? Itulah alas an mengapa ayat-ayat berikut kita akan jelaskan melihat apa yang Allah nyatakan tentang firman-Nya sendiri.

وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُوا۟ عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا۟ وَأُوذُوا۟ حَتَّىٰٓ أَتَىٰهُمْ نَصْرُنَا ۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِ ۚ وَلَقَدْ جَآءَكَ مِن نَّبَإِى۟ ٱلْمُرْسَلِينَ

Wa laqad kużżibat rusulum ming qablika fa ṣabarụ ‘alā mā kużżibụ wa ụżụ ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāh, wa laqad jā`aka min naba`il-mursalīn

Artinya: Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. (Al-An’aam 34)

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa ‘adlā, lā mubaddila likalimātih, wa huwas-samī’ul-‘alīm

Artinya: Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. (Al-An’aam 115)

لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

Lahumul-busyrā fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah, lā tabdīla likalimātillāh, żālika huwal-fauzul-‘aẓīm

Artinya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (Yunus 64)

Ketiga ayat diatas jelas membatalkan setiap klaim yang menyebutkan bahwa manapun dari Firman Allah dapat diubah-ubah. Ayat-ayat tersebut berlaku untuk Qur’an karena ia adalah Firman Allah; maka itu juga berlaku pada Kitab-kitab sebelumnya, karena ia adalah Firman Allah juga (sebagaimana dinyatakan oleh Qur’an)

Namaun, surah Yunus 10:64 (ayat yang ditampilkan diatas) tidak hanya menyatakan bahwa ‘tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat Allah’ tapi juga menyebutkan bahwa ‘yang demikian itu adalah kemenangan besar.’ (shakir translation). Ini berarti bahwa tidak hanya Allah mewahyukan Firman-Nya, Dia juga akan melindunginya dari perubahan dan bagi Allah ini adalah kemenangan besar. Jadi seandainya siapa saja melemparkan tuduhan bahwa Alkitab itu sudah tidak asli, dapat dipastikan itu adalah pandangan pribadi mereka dan bukan pandangan Qur’an. Mereka meragukan kemahakuasaan Allah dengan mengatakan Alkitab (wahyu Allah) sudah tidak asli, dan karenanya secara tersirat sedang mengatakan bahwa Allah tidak sanggup melindungi Firman-Nya sendiri.

Seperti telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, Qur’an tidak hanya meneguhkan bahwa Kitab-kitab sebelumnya diturunkan oleh Allah tapi juga mengesahkan keasliannya. Oleh karena itu Mu’min disarankan untuk membaca qur’an dan juga Alkitab (Kitab-kitab sebelumnya). Allah menyatakan disini bahwa “tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat Allah. Itu adalah memenganan yang besar.” Jadi Allah mengatakan bahwa tidak membiarkan Kalimat-Nya untuk diubah-ubah sebagai kemenangan-Nya yang besar. Jadi masihkah kita mempertanyakan pernyataan-Nya tersebut? Siapakah yang lebih besar, Allah atau manusia? Tentu saja Allah lebih besar; Dia sanggup melakukan apa yang Dia katakana sementara kitab oleh yakin bahwa Ahli Kitab mungkin salah menafsirkan apa yang dikatakan oleh Kitab-kitab mereka, namun Allah tetap Maha Besar dan tak seorangpun yang sanggup mengubah Firman-Nya yang tertulis.

Qur’an berbicara tentang keberadaan dan keadaan Alkitab yang asli sampai pada masa Nabi Muhammad (saw). Ayat-ayat berikut, Qur’an menyatakan bahwa Akitab;

  1. Dimiliki oleh Yahya, Maryam, dan Yesus – 3:48; 19:12; 66:12
  2. Ada atau dimiliki oleh kaum Yahudi pada masa Nabi Muhammad (saw) – 2:41,89, 91, 101, 140; 3:81; 4:47; 5:43; 16:43-44; 21:7
  3. Ditunjukkan ke orang banyak oleh mereka – 6:92
  4. Didengarkan oleh mereka – 2:75
  5. Diyakini oleh mereka – 2:85, 91, 121; 11:17
  6. Dibaca (qaraa) oleh kaum Yahudi dan Kristen – 10:94
  7. Pelajari (Darasa) oleh kaum Yahudi dan Kristen – 3:79; 6:156; 7:169
  8. Dilafalkan (talawa) oleh kaum Yahudi dan Kristen – 2:44, 113, 121; 3:93, 113
  9. Merupakan “bacaan yang sebenarnya” – 2:121
  10. Tersedia bagi Nabi Muhammad (saw) – 3:93; 28:49
  11. Tersedia bagi siapa saja di masa Nabi Muhammad (saw) dan dapat dijadikan rujukan dalam menentukan kebenaran Ketika terjadi perselisihan teologis – 3:23, 93; 7:157; 26:196-197; 46:10; 53:36-38
  12. Faktanya digunakan oleh seorang Yahudi Ketika membandingkan dengan Qur’an – 46:10 (lihat Ibn Ishag, pp 240 – 241)

Qur’an mengatakan bahwa kaum Yahudi dan Kristen:

  1. Harus berpegang teguh pada Kitab-kitab seci mereka – 5:66, 68; 7:170; 19:12
  2. Harus menyelesaikan perselisihan diantara mereka bukan berdasarkan pengajaran Qur’an tapi berdasar pada Kitab-kitab mereka sendiri – 3:23, 93; 5:43-45, 47-48
  3. Akan dihakimi pada hari kiamat bukan menurut Qur’an melainkan sesuai dengan “Kitab” mereka sendiri – 5:65-66; 45:28; 2:62

Qur’an berkata pada Nabi Muhammad (saw)

  1. Jika beliau hendak memutuskan perkara Yahudi dan Kristen, beliau harus melakukannya berdasarkan pada Kitab mereka – 5:48, 49 (contoh bagaimana proses itu seharusnya dilakukan ada di ayat 5:43, 45)
  2. Menyalin petunjuk kaum Yahudi dan Kristen yang diterima dari Allah – 6:88-90
  3. Jika beliau merasa ragu terhadap apa yang diturunkan Allah padanya maka “tanyakanlah kepada orang-orang yang telah membaca Kitab sebelum kamu.” – 6:114, 115; 10:94; 16:43; 21:7

Qur’an lebih jauh menyatakan pada kaum Muslim bahwa

  1. Kaum Muslim harus meyakini Kitab-kitab sebelumnya – 2:4, 136, 285; 3:84, 119; 4:136; 28:49; 29:46
  2. Hukuman menanti orang-orang yang tidak percaya pada Alkitab (Kitab-kitab sebelumnya) – 2:121, 211; 3:3-4, 19; 4:136; 5:44; 11:17; 40:70-72
  3. Injil meneguhkan Taurat – 3:50; 5:46; 61:6
  4. Qur’an meneguhkan kebenaran dari Kitab-kitab terdahulu, yang dimiliki oleh kaum Yahudi dan Kristen dimasa Nabi Muhammad (saw) – 2:41, 89, 91, 97, 101; 3:3, 81; 4:47, 136; 5:48; 6:92; 10:37; 12:111; 35:31; 46:12, 30
  5. Kitab-kitab sebelumnya dapat digunakan sebagai rujukan untuk meneguhkan risalah Qur’an – 6:20; 16:43; 21:7; 26:196-197; 34:6; 43:45; 46:10
  6. Firman Allah tak dapat dirubah – 6:34, 115; 10:64; 18:27
  7. Bagian-bagian dalam Qur’an ada yang telah dibatalkan namun tidak ada satupun rujukan yang menyebutkan bahwa Kitab-kitab suci lainnya dibatalkan – 2:106; 10:15; 13:39; 16:101; 87:6-7.