Allah Yang Lemah Lembut

Allah yang Lemah… Lembut

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Allah Swt berfirman:

قَا لَ رَبِّ فَاَ نْظِرْنِيْۤ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
qoola robbi fa angzhirniii ilaa yaumi yub’asuun

” (Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan. “”
(QS. Sad 38: 79)

Kadang kalau dipikir-pikir, mengapa dulu Allah mengizinkan permintaan iblis untuk menangguhkan hukuman atas dirinya dan membiarkan ia merajalela menyesatkan umat manusia?

Seandainya iblis langsung dibasmi dari hari pertama ia menentang Allah, tentu ia tidak akan pernah menggoda Adam dan Hawa, dan mungkin hari ini kita masih ada di taman surgawi yang indah itu, hidup sejahtera dan bahagia selama-lamanya.

Yang terjadi sekarang malah sebaliknya, dengan dibiarkan-Nya iblis menggoda manusia, dimulai dari Qabil (Kain) dan Habil (Abel) manusia saling menyakiti bahkan tega menumpahkan darah saudaranya karena merasa dirinya lebih baik, lebih pantas, lebih layak dari saudaranya. Sebuah kecenderungan jahat yang turun-temurun diwariskan kepada segenap bani Adam.

Maka sering tidak habis pikir, kenapa Dia biarkan iblis “berkuasa” atas dunia ini? Membasmi satu oknum penjahat demi kebaikan dan keselamatan milyaran umat, harusnya adalah pilihan yang jauh lebih tepat. Tapi itu pikiran saya, makhluk yang fana dan terbatas pikirannya.

Tuhan menetapkan diri-Nya sebagai Kasih. Dan di dalam Kasih tidak ada rasa ketakutan.

Seandainya iblis langsung dijatuhi hukuman, maka semua makhluk akan menyembah/mengabdi pada Tuhan dengan perasaan takut. Niccolo Macchiavelli paham sekali bahwa menanamkan ketakutan pada warga adalah cara yang paling ampuh menciptakan ketertiban masyarakat.

Kita bersyukur Macchiavelli bukan Tuhan.

Tuhan tidak ingin disembah dengan rasa takut. Dia ingin dicintai, makanya kasih-Nya senantiasa mengalahkan murka-Nya. Namun hikmat manusia sering menyalahartikan penangguhan hukuman dan pengampunan sebagai ekspresi kelemahan.

Tuhan mencintai setiap ciptaan-Nya, termasuk iblis, maka setiap kesalahan perlu diberi kesempatan kedua. Sekiranya iblis minta ampun, saya yakin pasti Tuhan ampuni. Namun ternyata penangguhan yang Tuhan berikan tidak ia gunakan untuk mencari pengampunan, malah bersumpah menyesatkan umat manusia dengan membisikkan pada mereka bahwa Tuhan itu kejam dan harus disembah dengan rasa takut.

Kembali, kebohongan ini tidak Tuhan atasi dengan langsung menghabisi iblis. Ia tetap biarkan iblis merajalela menggoda manusia dengan mengaburkan sifat Kasih-Nya melalui segala penderitaan yang kita terima. Sehingga kita sering marah pada Tuhan dan tak jarang mengutuki-Nya. Menyebut Dia lemah.

Namun Tuhan bersabar dengan segala kesalahpahaman dan buruk sangka kita terhadap-Nya.

Ya Dia memang Tuhan yang lemah… lembut.

Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. (Roma 11:32)

Doa hari ini:
Ya Allah, Rabb yang lemah lembut, terima kasih telah menangguhkan azab-Mu atas ketidaktaatan hamba, dan janganlah biarkan kami mengikuti pilihan iblis yang menyia-nyiakan kesempatan yang Engkau berikan untuk kembali berbalik setia kepada-Mu.