Hukum ke-2

“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya” Keluaran 20:4-5

Tuhan Menurut Ilmu Pengetahuan

Para psikolog mencoba memahami, mengapa manusia pada umumnya membutuhkan sesuatu yang dianggap sebagai tuhan, hal ini berawal dari data bahwa hanya sekitar 16% manusia didunia ini yang tidak mengakui adanya tuhan (https://theconversation.com), artinya ada 84% lainnya mempunyai tuhan yang disembah dan dipuja dengan cara dan ritual yang berbeda-beda. Karenanya, hubungan antara psikologi dan agama merupakan satu hubungan yang kompleks, yaitu setiap jiwa manusia akan selalu membutuhkan sentuhan-sentuhan yang bersifat spiritual, sedangkan psikologi merupakan ilmu yang mengenai kehidupan mental, termasuk fenomena dan kondisinya (William James, 1980)

Terdapat tiga alasan penting kenapa terasa sulit untuk mendefinisikan agama, yaitu: Pertama, karena pengalaman itu adalah soal batin yang subjektif dan sangat individual. Kedua, barangkali tidak ada perang berbicara begitu bersemangat dan emosional lebih dari pada pembicaraan tentang agama. Maka dalam memahami agama, selalu ada emosi yang kuat, sehingga sulit memberikan arti kalimat agama. Ketiga, konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama. (Endang Syaifuddin Anshari, Ilmu, filsafat dan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, Cet. III, 1982), hlm. 118.)

Latar belakang, baik dari segi budaya dan kelompok dapat mempengaruhi sudut pandang seseorang terhadap tuhan. Manusia primitive dengan lingkungan yang sangat terbatas dapat dengan mudah mengagumi suatu benda dengan ukuran dan bentuk yang tidak biasa, contoh batu dengan ukuran yang unik, atau pohon dengan bentuk yang unik akan dijadikan sebagai media atau menjadi sakral.

Latar belakang dan pengalaman ini akan diwariskan turun-temurun, karena telah diajarkan kepada anak-cucu dari generasi ke generasi sehingga keyakinan ini sudah tertanam dalam batin, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Dalam lingkungan masyarakat, dinegara manapun, baik negara maju maupun negara berkembang, sering kita temukan bahwa gama adalah merupakan agama turunan, yang diyakini secara turun-temurun tanpa pernah dipertanyakan kebenarannya. Mempertanyakan suatu agama merupakan hal yang tabu dan dianggap penghinaan terhadap kelompok tersebut.

Hal ini terjadi bahkan berlaku pada setiap agama yang ada dibumi ini, apappun itu alirannya.

Jika kita sadari dan mau menerima dengan rasional sebagai manusia yang hidup pada abad ke 22, maka kita akan menemukan, bahwa setiap agama mempunyai objek yang dianggap tuhan, dan jika kita tanyakan mengapa mereka membuat objek sebagai pengganti tuhan kepada kelompok tersebut, maka kita tidak akan mendapatkan jawaban yang pasti dan jelas, karena membutuhkan penjelasan yang sangat rumit dan susah untuk dipahami.

Masing-masing agama ini akan mempertahankan argumen dan pendapat mereka untuk membela objek-objek yang menjadi tuhan mereka. Karena pengaruh psikologi, masing-masing agama dapat menerima keadaan mereka, tetapi tidak dapat memahami agama lain. Inilah yang disebut fanatisme agama.

Objek tuhan agama-agama yang ada saat ini

Berbagai aliran agama mempunyai objek tuhan dengan media benda berbentuk patung maupun tidak dibentuk dalam suatu wujud tertentu yang berfungsi untuk media penyembahan kepada tuhan yang mereka percayai.

Objek tuhan berupa media patung antara lain, ada yang menggambarkan Brahma, Siwa dan Wisnu, ajaran agama Hindu di Jawa. Ada juga patung budha yang tersebar di berbagai negara. Patung orang-orang yang dianggap suci, dan bahkan patung bunda maria dan bayi yesus bagi agama tertentu. Bahkan ada yang berbentuk batu yang ditempatkan dalam satu kaabah, penganutnya akan datang pada perayaan tahunan dari seluruh penjuru bumi untuk mengelilingi dan menyembahnya, dan sangat beruntung jika penganutnya dapat mencium batu tersebut.

Ada juga aliran kepercayaan yang menyembah pohon-pohon besar, aliran ini terdapat juga diberbagai tempat, contohnya di sumatera utara, jawa, Kalimantan dan masih banyak lagi.

Semua kelompok diatas mengaku benar dan yakin akan kepercayaan mereka tanpa perlu mempertanyakan dan cukup diterima saja. Dari berbagai jenis tuhan yang mereka sembah, tuhan yang mana kah yang benar? Apakah mereka pernah melakukan penelitian dan penyelidikan kebenaran yang murni tanpa kepentingan pribadi dan kelompok?.

Objek Tuhan Menurut Alkitab

TUHAN menurut Alkitab adalah TUHAN yang benar karena mempunyai sejarah dan latar belakang yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, bahkan telah teruji dalam perjalanan sejarah manusia di bumi.

Tidak ada penjelasan penciptaan yang lebih lengkap dan jelas seperti dalam Alkitab, dan bahkan sejarah manusia dapat ditelusuri dari Adam sampai kepada Yesus Kristus.

Inilah latar belakang orang Kristen mempercayai Alkitab, bahkan Alkitab ditulis dalam jaman dan rentang waktu yang jauh berbeda tetapi hanya satu tujuan. Dalam tulisan lain, penulis telah menerangkan tahun-tahun penulisan Alkitab dan tahun penulisan kitab lain setelahnya.

Alkitab dapat diuji kebenarannya dengan sejarah, contohnya kisah bahterah Nabi Nuh yang dicatat dalam Kitab Kejadian 7,8 dan 9. Kisah ini diceritakan dengan detail dengan tahun kejadian. Pada April 2010, para arkeolog dari NAMI melaporkan bahwa mereka telah menemukan kapal yang mereka yakini “99,9%” merupakan artefak kuno Bahtera Nuh. Tim dengan 15 peneliti yang menjelajahi Turki Timur ini mengklaim telah menemukan Bahtera Nuh di Gunung Ararat yang terletak 13 ribu kaki di atas permukaan laut. Penemuan ini persis dengan keterangan yang terdapat dalam Alkitab.

Bangsa Israel juga merupakan kunci sejarah Alkitab dan Bangsa Israel masih eksis hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa agama Kristen dan Islam merupakan hasil dari turunan sejarah Israel.

Kejadian Yesus Kristus disalibkan juga dapat dikonfirmasi dengan sejarah, yaitu, Tiberius (bahasa Latin: Tiberius Julius Caesar Augustus; 16 November 42 SM – 16 Maret 37 M) adalah seorang Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 14 sampai 37 Masehi, pada zaman pemerintahannya:

  1. Pontius Pilatus sebagai gubernur/wali negeri (=prefek) di provinsi Iudaea.
  2. Herodes menjadi Raja di wilayah Galilea
  3. Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis.
  4. Lisanias raja wilayah Abilene.
  5. Hanas dan Kayafas menjabat sebagai Imam Besar yang juga mengadili Yesus Kristus.

Nama-nama pemimpin diatas pada jaman Yesus Kristus persis dengan tulisan yang terdapat dalam Alkitab.

Penulis berkesimpulan bahwa tidak ada satu kitab pun, yang sama seperti Alkitab yang dimiliki agama lain dibumi. Jika pembaca tidak sependapat dengan claim yang dibuat penulis, maka pembaca boleh membuktikannya dengan sejarah.

Latar belakang sejarah dan adanya bumi serta isinya menjadi petunjuk akan adanya TUHAN.

“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku” Keluaran 20:4-6

Bumi dan seluruh jagad raya adalah ciptaan TUHAN yang menyebutkan Nama-Nya “AKU ADALAH AKU” (Keluaran 3:14), yaitu TUHAN Bapa Abraham, Bapa Ishak, Bapa Yakub. TUHAN tidak memberitahukan nama-Nya kepada nabi Musa, dan tidak pernah menunjukkan wujudnya kepada Musa. Musa hanya percaya saja, karena memang TUHAN itu nyata dalam kuasa-Nya dan nyata dalam keajaiban-Nya.

Pada mulanya TUHAN menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Kejadian 1:1-31. Hingga saat ini, keajaiban alam semesta belum dapat dipelajari manusia secara tuntas, dan bahkan selalu ada penemuan-penemuan yang mengagumkan.

Bumi ini terjaga tetap pada posisi dan edarannya, berputar pada porosnya dan beredar mengelilingi matahari, tidak dapat beredar atau berputar lebih cepat atau lebih lambat, tetap pada posisi konsiten dan teratur. Bumi terjaga tetap pada posisinya, pada suhunya dan pada keadaannya.

Hanya TUHAN lah yang sanggup melakukan keajaiban itu. Teori apapun yang dibuat manusia yang melatar belakangi keadaan ini, toh juga itu hanya berakhir pada teori yang akan disanggah oleh teori berikutnya.

Ateis percaya penciptaan bumi ini berasal dari teori bigbang, dan dalam beberapa tulisan mengkonfirmasi bahwa Islam mempercayai awal muasal penciptaan adalah teori bigbang. Alkitab mempunyai posisi yang pasti, bahwa Alkitab tidak pernah mempercayai teori bigbang, Alkitab dengan pasti mengatakan bahwa bumi dan seluruh jagad raya diciptakan secara langsung oleh TUHAN dalam waktu enam hari dan menambahkan satu hari khusus, yaitu hari ketujuh atau sabbath, yaitu hari peringatan akan penciptaan itu sendiri.

“Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Keluaran 20:11

TUHAN adalah pencipta, dan kita adalah ciptaan-Nya. Sebagai ciptaan-Nya kita seharunya hanya menyembah Dia Sang Pencipta, dan hanya kepada-Nyalah kita beribadah.

“lalu ia memberkati Abram, katanya: Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi.” Kejadian 14:19. “Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia Mahakuasa dan Mahakuat.” Yesaya 40:26 “Tidakkah kautahu, dan tidakkah kau dengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung, Ia tidak menjadi Lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.” Yesaya 40:28.

Kita tidak mengetahui bentuk dan wujud TUHAN ALLAH Yang Mahatinggi, tetapi kita tau Dia ada dan nyata oleh karena pengalaman kita dalam Kuasa-Nya.

TUHAN ALLAH tidak mau disamakan dengan apapun yang ada di jagad raya ini, baik yang ada di langit, atau yang ada di bumi dan atau yang ada di dalam air. Ciptaan tidak dapat dibandingkan dengan Sang Pencipta.

TUHAN berfirman “Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.” Yesaya 43:15

Tidak ada bandingan TUHAN, Ia dalah Raja diatas segala raja dan dengan apakah Ia dapat dibandingkan? “Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?” Yesaya 46:5.

Nabi Musa selalu memberikan peringatan kepada bangsa Israel agar mereka tidak meniru kebiasaan bangsa sekitar mereka dan TUHAN berkata “Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN Allahmu.” Imamat 26:1

Nabi Musa mengingatkan mereka “Supaya jangan berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan.” Ulangan 4:16

Banyak orang berkata, bahwa hukum itu tidak berlaku lagi, mari kita baca kisah Rasul Paulus Ketika ia berada di atena. “Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala.” Kisah Pararasul 17:16.

Kesimpulan

TUHAN Allah tidak mau diduakan, karena tidak ada yang pantas menyamai Dia, dan tidak pantaslah ciptaan-Nya memuja dan menyembah ciptaan. TUHAN tidak pernah meminta kita untuk membuat media patung atau batu atau benda apapun untuk datang kepada-Nya.

Dengan logika sederhana, apakah kita pantas bertemu dengan TUHAN Sang Maha Ajaib dan Maha Mulia melalui media patung atau batu? Allah adalah TUHAN yang cemburu dan barang siapa membuat patung dan atau media lain, maka TUHAN akan membalaskan kesalahan itu, bukan hanya kepada kita saja Ia akan balaskan, tetapi kepada keturunan kita sampai keturunan yang ke tiga dan keempat. (Keluaran 20:5).

Apabila kita membuat media lain yang menyerupai apapun, dan mengatas namakan Tuhan, maka kita sedang membenci Pencipta itu sendiri, karena kita menyamakan Pencipta dengan benda mati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *