Alkitab Menjawab Tentang Makanan Haram (Bagian Ketiga)

DALAM KIS 15:19-20 BUKANKAH HANYA EMPAT HAL YANG WAJIB DIHINDARI OLEH ORANG KRISTEN NON-YAHUDI?

Kis 15:19-20

Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,  tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari

1.   makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala,

2.   dari percabulan,

3.   dari daging binatang yang mati dicekik

4.   dan dari darah.

Jika kita membaca seluruh perikopnya, kita akan tahu bahw pada waktu itu ada orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan masuknya orang-orang non Yahudi ke dalam persekutuan mereka. Jadi, untuk menghalangi hal itu, mereka mengharuskan semua hukum Musa tetap diberlakukan, salah satu di antaranya adalah mengenai sunat (baca ayat 1-5).  Masalah ini kemudian dibawa ke sidang para rasul, dan pada akhirnya, ketua para rasul, yaitu Yakobus, membuat keputusan yang dicatat di ayat 19-20.

Kita perlu mengingat bahwa masalah sunat ini relevan di beberapa tempat, sehingga banyak kita jumpai di pelbagai surat para rasul pembahasan mengenai hal sunat ini.

Jika kita pelajari, kita akan mengerti, bahwa apa yang dikatakan Yakobus ini HANYA MENYANGKUT TOPIK-TOPIK YANG DIPERMASALAHKAN PADA WAKTU ITU.

Topik-topik yang tidak dipermasalahkan, tidak disinggung. Tetapi, apakah berarti topik-topik yang tidak disinggung di sini itu dihapus dan tidak berlaku lagi??

Apakah orang Kristen non-Yahudi

hanya perlu mematuhi empat hal yang disebut Yakobus ini?

Jadi, berarti mereka boleh membunuh?

mereka boleh berbohong?

mereka boleh tidak menghormati orangtua mereka?

mereka boleh sembarangan memakai nama Tuhan?

mereka boleh mabuk dan memakai narkoba?

mereka boleh mencuri?

Semua itu juga tidak disebutkan di sini!

Jadi, kalau kita berpendapat, bahwa kita boleh makan makanan yang diharamkan Tuhan karena hal itu tidak disebut di sini, berarti kita juga boleh mencuri, membunuh, berbohong, mabuk, memakai narkoba, dll. Karena semua itu juga tidak disebut di sini! Pemahaman Kristen macam apa itu?

Kalau kita tidak mau melakukan sesuatu, maka kita akan mencari 1001 alasan untuk tidak melakukannya, walaupun alasan-alasan itu tidak valid.

BAGAIMANA DENGAN ROMA PASAL 14:14?

Rom 14:14

Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis.

Kalau kita membaca ayat ini dan Roma pasal 14 seluruhnya tanpa mempelajari latar belakang penulisan Paulus itu, mungkin kita bisa sampai kepada kesimpulan bahwa Paulus membenarkan segala boleh dimakan dan tidak ada yang najis lagi.

Tetapi kalau kita pelajari latar belakang penulisan Roma pasal 14 ini, kita tahu bahwa makanan yang dibahas Paulus di sini adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala. Kala itu, orang-orang yang memuja berhala, setelah sudah mempersembahkannya kepada dewa-dewa mereka,  sisanya mereka jual di pasar.  Orang-orang Yahudi suka membelinya.

Makanan yang dipersembahkan kepada berhala, banyak yang dari daging yang halal untuk dimakan menurut ketentuan Tuhan, artinya dari hewan-hewan yang halal dimakan. Contohnya kita baca di:

Kis 14:13

Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.

Orang-orang Kristen pada zaman itu yang sudah memiliki pemahaman kekristenan yang mantap, melihat makanan tersebut hanyalah sebagai makanan pengisi perut, karena mereka tahu dewa-dewa berhala itu tidak ada, jadi walaupun makanan itu sudah dipersembahkan kepada dewa-dewa, itu tidak ada artinya sama sekali. Jadi mereka beli dan makan karena dagingnya dari hewan-hewan yang halal.

Persoalan timbul ketika saudara-saudara seiman mereka yang pemahaman kekristenannya masih rendah, menghakimi hal itu sebagai kesalahan, dan menganggap makanan bekas dipersembahkan kepada berhala itu najis dan tidak layak dimakan oleh orang-orang Kristen.

Sebaliknya, mereka yang makan, menganggap saudara-saudara yang tidak makan itu “lemah” imannya, karena dengan menganggap daging itu najis berarti mereka masih menganggap dewa-dewa itu eksis.

Jadi topik yang dipertentangkan di sini adalah, APAKAH MAKANAN YANG TELAH DIPERSEMBAHKAN KEPADA BERHALA ITU HALAL ATAU NAJIS UNTUK DIMAKAN ORANG-ORANG KRISTEN.

Paulus sama sekali tidak berbicara tentang binatang yang haram atau halal untuk dimakan yang tercatat di Imamat 11.

Kita lihat nasihat Paulus:

Rom 14:20

Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!

Jadi  di sini yang dimaksud Paulus adalah, walaupun daging bekas dipersembahkan dewa-dewa itu boleh dimakan oleh orang Kristen karena dewa-dewa itu tidak ada. Tetapi, jika ada  saudara seiman yang menganggap daging tersebut tidak layak dimakan orang Kristen, maka lebih baik tidak memakannya, daripada perbuatan kita bisa membuat iman sesama saudara menjadi goyah. 

Bandingkan dengan tulisan Paulus mengenai topik yang sama di:

1 Kor 10:25-29

Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani. Karena: “bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan.” Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani. Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: Itu persembahan berhala!” janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani. Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu.

Di sini Paulus menjelaskan hal yang sama lagi. Kalau tidak ada yang mempermasalahkan, tidak apa memakan daging bekas dipersembahkan dewa-dewa karena semua itu milik Tuhan, dewa-dewa itu tidak nyata. Tapi kalau ada orang yang khusus memperingatkan bahwa itu bekas dipersembahkan kepada dewa-dewa, artinya orang tersebut menganggap makanan itu tidak layak dimakan, maka kita pun jangan memakannya untuk menghormati hati nurani orang yang mengingatkan itu. Begitu pula dengan ayat-ayat di bawah ini:

1 Kor 8:4, 7-10

Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: “tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.” …  Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.  “Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.”  Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.

Paulus sendiri adalah orang Yahudi, bahkan Yahudi kolot dari lahir. Lihat pernyataannya tentang dirinya sendiri:

Filipi 3:5-6

disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.

Paulus menyatakan bahwa dia adalah Farisi dan dalam mentaati hukum Taurat, tidak bercacat. Artinya apa? Artinya semua yang ada di hukum Taurat tidak pernah dilanggarnya, termasuk dalam hal MAKANAN, karena daftar daging haram/halal ada di dalam Kitab Taurat.

Jadi, dia pasti tidak akan mengajarkan kepada orang lain untuk makan makanan yang diharamkan Tuhan karena dia sendiri tidak melakukannya.

Bagaimana kita bisa tahu bahwa Paulus tidak membatalkan peraturan tentang makanan haram dan halal yang tercantum di Imamat pasal 11?

KARENA YANG MEMBUAT PERATURAN TENTANG MAKANAN HARAM DAN HALAL ITU ADALAH TUHAN SENDIRI.

Imamat 11:1-2

Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya kepada mereka:  “Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi:

Jika peraturan itu Tuhan yang membuat, apakah seorang manusia Paulus boleh membatalkannya? Tentu saja tidak. Tidak ada satu pun manusia yang berhak membatalkan peraturan yang dibuat Tuhan. Seandainya Tuhan mau membatalkan peraturanNya, pasti Dia sudah memberi kita pesan dengan “Tuhan berfirman”, tetapi tidak ada di dalam Alkitab satu ayat pun yang mengatakan “Tuhan berfirman semua binatang yang haram dimakan menjadi halal dimakan.”

Sebagaimana Tuhan itu kekal, begitu pula semua ketentuan yang dibuatnya. Yesus Kristus sendiri mengatakan:

Matius 5:17-18

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.  Karena Aku berkata kepadamu: SESUNGGUHNYA SAMPAI LENYAP LANGIT DAN BUMI INI, SATU IOTA ATAU SATU TITIK PUN TIDAK AKAN DITIADAKAN DARI HUKUM TAURAT, sebelum semuanya terjadi.” [KJV yang diindonesiakan].

Peraturan tentang binatang yang haram dimakan adalah bagian dari Hukum Taurat. Berarti menurut kata-kata Yesus sendiri, itu TETAP BERLAKU, sampai lenyap langit dan bumi ini.

Jadi, teman-teman, jika kita menyebut Yesus Kristus itu Tuhan dan Juruselamat kita, mengapa kita tidak menuruti apa yang dikatakanNya?

TUHAN MENENTUKAN BINATANG-BINATANG YANG HARAM DIMAKAN ITU UNTUK MEMELIHARA KESEHATAN MANUSIA. KARENA BINATANG-BINATANG ITU JIKA DIMAKAN, MENIMBULKAN PENYAKIT PADA MANUSIA.

Apakah setelah Yesus disalibkan, manusia jadi memiliki dua jantung, atau satu paru-paru, atau lambungnya hilang, atau ususnya sisa separo? Tidak, kan? TIDAK ADA APA PUN YANG BERUBAH DARI FISIK MANUSIA SETELAH YESUS DISALIBKAN.

Apakah setelah Yesus disalibkan babi jadi pemakan rumput, dan ikan lele tumbuh sisiknya? Apakah katak tidak lagi suka air, kepiting dan udang tumbuh siripnya, dan anjing tidak lagi berjalan dengan telapaknya? Tidak. JUGA TIDAK ADA APA PUN YANG BERUBAH DARI FISIK BINATANG.

Lalu mengapa orang Kristen menganggap setelah Yesus disalibkan, babi, dan udang, kepiting, kodok, ikan lele, anjing, dan semua binatang yang dikatakan Tuhan haram dimakan, lalu berubah menjadi halal dimakan?

Jika tidak ada perubahan fisik/jasmani pada manusia dan pada binatang setelah penyaliban Yesus, berarti segala yang tidak baik bagi kesehatan manusia tetap tidak baik bagi kesehatan manusia,  sebelum maupun setelah Yesus disalibkan!

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap ORANG yang percaya di dalam Dia, tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal [KJV yang diindonesiakan]

Teman-teman, bacalah ayat di atas ini,  “supaya setiap ORANG yang percaya di dalam Dia”, tidak ada kaitannya dengan binatang!  Kedatangan Yesus itu untuk MENYELAMATKAN ORANG YANG PERCAYA,  bukan supaya orang boleh makan sesukanya. Ini bicara kerohanian, bukan bicara perut.

Yesus mati di salib untuk menebus dosa manusia. Itu berhubungan dengan KEROHANIAN kita, bukan dengan jasmani kita.

PENYALIBAN YESUS ADALAH UNTUK KEROHANIAN MANUSIA, UNTUK KESELAMATAN MANUSIA, BUKAN UNTUK JASMANI KITA.

Penyaliban Yesus tidak ada dampaknya pada binatang.

Status binatang yang haram tidak ada yang berubah karena salib.

Jadi Rom 14:14 sama sekali tidak berbicara mengenai daging yang dikategorikan Tuhan  haram/halal.

BUKANKAH 1 TIMOTIUS 4:4-5 MENGHALALKAN SEMUA MAKANAN?

BUKAN!

Ayat ini sering sekali dipakai orang-orang Kristen untuk membenarkan mereka boleh makan segala. Tetapi apakah begitu yang diajarkan Paulus?  Sama sekali tidak.

1 Timotius 4:5 tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu bagian yang dimulai dari ayat 1 hingga ayat 5. Jadi marilah kita lihat keseluruhannya:

4:1  Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

4:2    oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

4:3  Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang           diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang    yang   percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

4:4  Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,

4:5   sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.

Terjemahan ayat-ayat ini ada yang kurang tepat. Nanti akan kita bicarakan satu per satu sambil jalan.

(1) INTI PESAN PAULUS DI 1 TIMOTIUS 4:1-5, TERDAPAT  DI AYAT 1-3:

di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan MURTAD LALU MENGIKUTI ROH-ROH PENYESAT DAN AJARAN SETAN-SETAN oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.”

(2) LALU PAULUS MEMBERI DESKRIPSI DI AYAT 3, APA AJARAN SETAN-SETAN TERSEBUT, yaitu:

·       melarang orang kawin,

·       melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah

Inilah ajaran setan-setan itu. Tolong diingat baik-baik, bahwa ajaran setan-setan yang dikatakan Paulus adalah (1) melarang orang kawin, (2) melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.

Ini bukan aku yang berkata, jangan nanti ada yang merasa tersinggung lalu menuduh aku menghakimi. Aku tidak menghakimi, aku hanya menunjukkan ayat yang tertulis di Alkitab. Yang merasa terhakimi, monggo protes saja ke Paulus sendiri kelak.

Soal melarang orang kawin tidak usah dijelaskan di sini karena sudah sangat jelas. Kita tinggal melihat saja  AJARAN KRISTEN MANA YANG MELARANG ORANG KAWIN. Sekali lagi bukan aku yang menghakimi ya. Ini tulisan rasul Paulus! Tapi karena sekarang kita lagi bicara soal makanan, jadi tidak kita tarik panjang topik ini di sini.

Asal kalian tahu saja, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Seventh Day Adventist) tidak melarang orang kawin, baik kepala organisasinya, baik pendeta-pendetanya, baik semua pekerjanya, maupun anggota-anggota awamnya.  Jadi klausul yang pertama ini tidak kena pada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. 

Berarti Paulus tidak menunjuk ke Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh!

Marilah kita sekarang membahas bagian kedua dari ayat 3 yaitu tentang melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah”

Tolong dibaca lagi ayat ini, “MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH”, jadi sama sekali bukan tentang “MAKANAN YANG DICIPTAKAN MANUSIA” atau yang dianggap sebagai makanan oleh manusia!  Karena ada perbedaan konsep yang cukup besar antara apa yang dianggap Allah sebagai makanan, dan apa yang dianggap manusia sebagai makanan.

“MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH” ini makanan yang diciptakan Allah untuk siapa?  Jelas untuk MANUSIA, bukan? Kita tidak bicara tentang makanan yang diciptakan Allah untuk hewan. Karena Allah juga menciptakan makanan untuk hewan, jangan salah lho. Tapi di ayat ini, Paulus berbicara tentang MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH KHUSUS UNTUK MANUSIA.

APA MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH UNTUK MANUSIA?

Silakan Alkitab yang menjawabnya, jadi bukan menurut pendapatku, tetapi menurut Firman Tuhan!

Mari kita lihat dengan pikiran yang terbuka, menurut Firman Tuhan, apa MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH UNTUK MANUSIA.

Ini sudah kita pelajari dalam pembahasan yang pertama:

Kejadian 1:29

Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu SEGALA TUMBUH-TUMBUHAN YANG BERBIJI DI SELURUH BUMI DAN SEGALA POHON-POHONAN YANG BUAHNYA BERBIJI; ITULAH AKAN MENJADI MAKANANMU.”

Kej 3:18

….dan TUMBUH-TUMBUHAN [YANG BERMANFAAT BAGIMU] DI PADANG akan menjadi makananmu;

Lho, ternyata makanan yang diciptakan Tuhan untuk manusia itu apa?

·       segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji

·       segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji

·       tumbuh-tumbuhan [yang bermanfaat bagimu] di padang

Jelas Alkitab berkata demikian, bukan?

INILAH MAKANAN YANG DICIPTAKAN TUHAN UNTUK MANUSIA!

Kalau kita ingat saat Musa membawa orang Israel keluar dari perbudakan Mesir, selama 40 tahun mereka berkelana di padang gurun, Tuhan memberi mereka makan, bukan? Padahal sewaktu mereka meninggalkan Mesir, mereka membawa hewan-hewan yang halal, tetapi hewan-hewan itu tidak dimakan, sebaliknya Tuhan menghujani mereka MANNA dari Surga untuk makanan mereka.

Keluaran 16:35 

Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.

Manna itu apa?

Keluaran  11:7-8

Ada pun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.  Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.

Mazmur 78:23-25

Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,  menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;  setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

Manna itu ROTI MALAIKAT, kata pemazmur, GANDUM dari langit, wow!

Tuhan membawa orang Israel keluar dari Mesir, untuk memulihkan mereka supaya layak disebut umat pilihan Tuhan, karena itu Tuhan memberikan mereka manna. Tetapi orang Israel yang sudah rusak selera makannya setelah hidup di Mesir 215 tahun, tidak suka lagi dengan roti malaikat ini. Mereka menuntut DAGING!  Dan mereka bersungut-sungut. Maka Tuhan menghujani mereka burung puyuh. Mari kita baca kisahnya karena sangat menarik.

Kita lihat kitab Bilangan:

11:31  Lalu bertiuplah angin yang dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-burung puyuh dari sebelah laut, dan dihamburkannya ke atas tempat perkemahan dan di sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala penjuru, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi.

11:32  Lalu sepanjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu–setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer–,kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan.

11:33  Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar.

11:34  Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan ORANG-ORANG YANG BERNAFSU RAKUS.

Tidak perlu dijelaskan, bukan? Tuhan menghukum ORANG-ORANG RAKUS ini. Orang-orang yang tidak berterima kasih dipelihara Tuhan dengan roti malaikat, dengan gandum dari Surga, tetapi menuntut makan daging! Dan hasilnya, Tuhan menjatuhkan tulah yang sangat besar kepada mereka. Mereka mati dan dikuburkan di sana.

Dan sampai hari ini, manusia tetap rakus.

MANUSIA MAUNYA MAKAN SEMUA YANG TIDAK DICIPTAKAN ALLAH UNTUK DIMAKAN!  

Karena ada perbedaan konsep mengenai makanan untuk manusia inilah, orang  lalu menganggap 1 Timotius 4:4-5 dan beberapa ayat yang lain, menyatakan “SEMUA” YANG DICIPTAKAN ALLAH ITU BOLEH DIMAKAN. Kalau semua yang diciptakan Allah itu boleh dimakan, BERARTI MANUSIA JUGA BOLEH MAKAN MANUSIA! Amit-amit kan?

Kembali ke 1 Timotius 4:3 yang mengatakan:

 “…Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan MAKANAN YANG           DICIPTAKAN ALLAH,  SUPAYA  DENGAN  PENGUCAPAN  SYUKUR  DIMAKAN  OLEH ORANG  YANG   PERCAYA  DAN YANG TELAH  MENGENAL  KEBENARAN.

Kita sekarang membahas bagian yang terakhir dari ayat 3 ini  SUPAYA  DENGAN PENGUCAPAN  SYUKUR  DIMAKAN  OLEH  ORANG  YANG  PERCAYA  DAN  YANG TELAH  MENGENAL  KEBENARAN.”

Ada 3 poin dalam ayat ini:

·       Siapa yang makan?  ORANG YANG PERCAYA DAN YANG TELAH MENGENAL KEBENARAN

·       Apa yang dimakan?  Khusus hanya MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH UNTUK MANUSIA (bukan apa saja yang dianggap makanan oleh manusia!)

·       Bagaimana memakannya? Dengan PENGUCAPAN SYUKUR

Jadi apa maksud ayat 3 ini sehubungan dengan MAKANAN?

Ayat ini menunjukkan bahwa ORANG YANG SUDAH PERCAYA DAN TELAH MENGENAL KEBENARAN, DENGAN PENGUCAPAN SYUKUR  “MAKAN MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH” (bukan lagi makan sesuka hatinya)

Perhatikan:

Berarti jelas ada bedanya MAKANAN ORANG YANG SUDAH PERCAYA DAN MENGENAL KEBENARAN, dengan makanan orang yang belum percaya dan belum mengenal kebenaran, bukan? 

Makanan orang yang sudah percaya dan mengenal kebenaran adalah semua makanan yang diciptakan Allahyaitu:

·       segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji

·       segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji

·       tumbuh-tumbuhan [yang bermanfaat bagimu] di padang

Ciptaan Allah yang bukan makanan, tidak dimakan!

·       Sedangkan makanan orang yang belum percaya dan belum mengenal kebenaran, ya sesuka hatinya sendiri.

Lanjut. Di ayat 4 dan 5, Paulus memberikan keterangan MENGAPA orang percaya dan telah mengenal kebenaran itu harus makan makanan yang diciptakan Allah, yaitu:

Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.”

Ayat ini terjemahannya kurang tepat tapi kita bahas dulu bagian yang terjemahannya betul.

Karena SEMUA yang diciptakan Allah itu baik”  dan  “sebab SEMUAnya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.”

 Kata “semua” di ayat 4 dan 5 ini, hanya TERBATAS PADA “semua MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH  UNTUK MANUSIA, yang sudah ditulis di ayat 3. Yang tidak digolongan “MAKANAN UNTUK MANUSIA” yang diciptakan Tuhan, tidak termasuk dalam kata “semua” di ayat 4 dan 5 ini.

YANG TIDAK DICIPTAKAN UNTUK DIMAKAN MANUSIA, WALAUPUN ITU CIPTAAN ALLAH,  YA TIDAK BOLEH DIMAKAN OLEH MANUSIA! Betul tidak?Batu juga diciptakan Tuhan, apakah itu untuk dimakan manusia?  Pasir juga diciptakan Tuhan, apakah itu juga untuk dimakan manusia?

Jadi, janganlah kita memakai nalar kita sendiri melainkan pakailah pedoman Alkitab. Karena Alkitab sudah memberikan kita seluruh pengetahuan yang perlu kita miliki agar boleh selamat! Tuhan tidak ingin kita mati seperti orang-orang Israel yang dikubur di Kibrot-Taawa. Karena itu Tuhan memberikan banyak sekali penjelasan tentang apa saja yang bisa membuat kita mati, supaya kita tidak terperosok di sana.

Sekarang kita lihat terjemahan yang salah di ayat 4 dan 5 ini:

Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang HARAMJIKA diterima dengan ucapan syukur…”

Perlu diketahui, kata yang diterjemahkan “haram” di sini adalah kata ἀπόβλητος [apoblētos] yang artinya sebenarnya adalah “DITOLAK”  sedangkan kata yang biasanya diterjemahkan “haram” dalam arti “najis” adalah ἀκάθαρτος  [akathartos]. Jadi ada salah penerjemahan di sini.

Selain itu, kata “JIKA” dari “jika diterima dengan ucapan syukur” itu juga sebenarnya TIDAK ADA DI TULISAN ASLINYA, kata itu ditambahkan oleh yang menerjemahkan.

Maka seharusnya ayat 4 dan 5 ini terjemahannya demikian:

Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan TIDAK ADA YANG PERLU DITOLAK,  DITERIMA DENGAN UCAPAN SYUKUR, sebab semuanya itu sudah dikuduskan oleh Firman Allah dan oleh doa.”

Nah, beda kan maknanya bila sudah dibetulkan terjemahannya?

Jadi di ayat 4 dan 5 ini Paulus berkata bahwa:

“Semua makanan yang diciptakan Allah untuk manusia  (karena konteks perikop ini bicara tentang makanan yang diciptakan untuk manusia) itu baik dan tidak perlu ditolak, diterima  saja dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu sudah dikuduskan  oleh Firman Allah dan doa.”                               

Nah, setelah mengetahui hal ini, maka sekarang kita tidak akan salah paham lagi. Ayat itu TIDAK BERKATA  bahwa  daging yang tadinya haram, sudah dikuduskan oleh Firman Tuhan dan doa, dan menjadi tidak haram lagi, dengan demikian daging babi yang haram, atau udang dan petis dan terasi dan kerupuk yang haram, atau kodok dan ikan lele yang haram,  sekarang sudah kudus oleh Firman Tuhan dan doa!!!

SEBETULNYA APAKAH TIDAK ANEH BAHWA SESUATU YANG DINYATAKAN TUHAN SEBAGAI HARAM, BISA DIKUDUSKAN OLEH FIRMAN TUHAN DAN DOA???? Ini sudah sangat tidak masuk akal. Lha kalau akhirnya dikuduskan oleh Firman Tuhan dan doa, untuk apa tadinya dikategorikan haram oleh Tuhan sendiri? Kan kontradiksi, bukan?

Jadi, apakah 1 Timotius 4:1-5 ini Paulus mengatakan daging yang diharamkan Tuhan untuk dimakan  di Perjanjian Lama itu sekarang boleh dimakan dengan ucapan syukur? 

SAMA SEKALI TIDAK!!!

Perikop ini sama sekali tidak berbicara tentang daging yang haram atau halal.

JADI APA YANG DIPESANKAN PAULUS LEWAT 1 TIMOTIUS 4:1-5?

Marilah kita ulangi lagi, karena ini agak rumit, aku ingin kalian semua memahaminya.

Bagian yang terpenting adalah ayat 1-3, yaitu :

4:1  Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

·       Roh Kudus telah mengatakan dengan tegas kepada Paulus, bahwa di waktu-waktu kemudian ~ artinya setelah lewat masa Paulus ~ ada orang-orang yang murtad ~ murtad berarti sebelumnya mereka adalah orang-orang Kristen, bukan? Kalau orang atheis namanya bukan murtad. Tapi ini ada orang-orang Kristen yang membelot dari ajaran Kristen, karena itu dikatakan mereka itu “murtad”.  Dan orang-orang yang murtad ini mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan ~ perhatikan, Roh Kudus dengan tegas menyatakan kepada Paulus bahwa orang-orang yang murtad ini sudah mengiktui ajaran setan-setan!

4:2    oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

Nah, ayat yang kedua ini terjemahannya kurang tepat:

Kita lihat terjemahan KJV

“Speaking lies in hypocrisy; having their conscience seared with a hot iron”

Maka seharusnya ayat 2 bunyinya:

4:2     yang berbicara kebohongan dalam kepalsuan; hati nurani mereka sudah gosong terbakar besi panas.

·       Jadi Paulus berkata bahwa orang-orang yang murtad itu, yang mengikuti ajaran setan-setan, mereka itu bicara bohong dan kepalsuan, karena hati nurani mereka sudah menghitam, sudah rusak (seperti daging yang dinyos dengan besi panas).

4:3    Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang           diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang  yang   percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

·       Dan orang-orang murtad ini, melarang orang kawin, dan melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah, yang dimakan oleh orang-orang percaya yang mengenal kebenaran dengan ucapan syukur.

4:4  Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan tidak ada yang perlu ditolak,diterima dengan ucapan syukur

·       “semua” di sini hanya mengacu kepada “makanan yang diciptakan Allah” (ayat 3) bukan ciptaan Allah yang lain yang tidak diciptakan sebagai makanan.

4:5   sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.

·       “semua” di sini juga hanya mengacu kepada “makanan yang diciptakan Allah” (ayat 3) bukan ciptaan yang lain.

Jadi inilah INTI PESAN Paulus:

Supaya apa? Supaya generasi selanjutnya nanti setelah kematiannya, jangan sampai tertipu dan ikut orang-orang yang murtad ini, karena mereka sudah murtad, dan mereka sudah mengikuti ajaran setan-setan.

Jadi Paulus di sini meninggalkan tanda-tanda pengenal, atau ciri-ciri khas yang membuat kita bisa mengenali GOLONGAN YANG MURTAD INI yang jelas menurut Paulus telah mengikuti ajaran setan-setan, yaitu:

1.   Mereka yang melarang orang kawin

2.   Yang melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah, yang dimakan orang-orang percaya yang mengenal kebenaran.

Soal melarang orang kawin, itu mudah dikenalinya di dalam denominasi Kristen. Jadi tidak usah kita bahas, karena hanya satu.

Tetapi melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah, itu lebih susah. Memang kita tidak melihat ada denominasi Kristen yang melarang anggotanya makan:

·       segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji

·       segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji

·       tumbuh-tumbuhan [yang bermanfaat bagimu] di padang

Tetapi  denominasi yang mengajarkan  bahwa manusia boleh makan SEGALA, tanpa rambu-rambu, secara tidak langsung sudah  mengarahkan anggota-anggotanya dari hanya makan makanan yang diciptakan oleh Allah, betul tidak? Itu secara tidak langsung sudah mirip dengan “melarang” atau “menghalangi” anggota-anggotanya makan makanan ciptaan Allah, karena mereka disodori lain-lain yang bukan makanan ciptaan Allah. Akibatnya anggota-anggotanya jadi pemakan segala, daging halal, daging haram, apa saja dilalap.

Padahal menurut Paulus, MEREKA YANG HANYA MAKAN MAKANAN YANG DICIPTAKAN OLEH ALLAH ITU ADALAH ORANG-ORANG YANG PERCAYA DAN YANG MENGENAL KEBENARAN.

Ingat kisah orang Israel yang dikasi burung puyuh sama Tuhan lalu mereka mati? Itu burung puyuh adalah burung yang halal dimakan, itu saja Tuhan sudah mengatakan mereka itu rakus dan dihukum. Apalagi mereka yang mau makan segala daging yang haram setelah tahu bahwa itu haram? Mereka dianggap apa sama Tuhan?

Jadi, teman-teman, apakah kalian orang-orang percaya yang mengenal kebenaran? Jika iya, seharusnya kalian hanya makan MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH UNTUK MANUSIA, yaitu:

·       segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji

·       segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji

·       tumbuh-tumbuhan [yang bermanfaat bagimu] di padang

Jika kita memang mencari kebenaran Tuhan, maka semua ayat di Alkitab itu sangat mudah dipahami, karena Roh Kudus yang menuntun kita kepada kebenaran. Masalahnya banyak orang justru mencari ayat di Alkitab untuk membenarkan perbuatan mereka yang salah, sehingga karena mereka mencari pembenaran diri, maka ayat-ayat yang ada pun disalahpahami.

      KALAU SUNAT DIHAPUS, BERARTI STATUS BINATANG HARAM JUGA DIHAPUS, BUKAN?

Kej 17:9-14  

Lagi firman Allah kepada Abraham“Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.  Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;  haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.  Anak yang berumur delapan hari haruslah disunatyakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.  Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.  Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.”

Sunat merupakan tanda perjanjian antara Tuhan dengan Abraham, bahwa keturunannya akan menjadi bangsa pilihan bagi Tuhan. Karena itu, sunat adalah khusus untuk orang Yahudi.

Sedangkan pemisahan antara binatang yang halal dimakan dan yang tidak halal dimakan, sudah diberikan Tuhan kepada manusia sebelum Air Bah terjadi. Pada waktu itu belum ada orang Yahudi, maka kita tidak bisa mengatakan bahwa makanan haram/halal itu hanya berlaku bagi orang Yahudi.

Namun demikian, bagi kita, orang-orang Israel rohani atau Yahudi sejati, umatNya, Tuhan menghendaki agar kita bersunat hati.

Kisah  7:51

Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.

Roma  2:28-29

Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Maka, peraturan sunat itu tidak seluruhnya dibatalkan atau dihapus, hanya saja kalau dulu sunatnya adalah secara fisik [lahiriah], sekarang sunatnya adalah secara spiritual [rohani]. Kalau dulu yang disunat adalah kulit alat kelamin, sekarang yang disunat adalah hati.

Kolose  2:11

Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

      JADI, HARUSKAH ORANG KRISTEN MAKAN SESUAI YANG DITULIS DI KITAB IMAMAT PASAL 11?

1 Kor 10:31  

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Apakah makan yang diharamkan Tuhan untuk dimakan, termasuk makan untuk kemuliaan Allah atau makan untuk memuaskan lidah kita sendiri?

2 Kor 6:17

Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najismaka Aku akan menerima kamu.

Kalau menjamah saja sudah najis, apalagi dimakan dan dimasukkan ke dalam mulut?

Rom 12:1-2

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Pada waktu Tuhan menyuruh manusia memisahkan antara binatang yang haram dimakan dan yang tidak haram dimakan, apakah itu bukan kehendak Allah? Apakah Tuhan memberikan sesuatu yang tidak baik kepada manusia? Kita tahu bahwa semua pemberian yang baik itu datang dari Allah, dengan kata lain kita bisa berkata bahwa semua yang datang dari Allah itu adalah pemberian yang baik.

Yakobus  1:17

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Ayat di atas ini selain mengatakan bahwa Tuhan hanya mengaruniakan yang baik kepada kita, juga bahwa padaNya tidak ada perubahan atau bahkan bayangan perubahannya pun.

Nah, perintah untuk memisahkan antara binatang yang haram dan tidak haram dimakan, itu datang dari Allah. Maka itu jelas adalah suatu pemberian yang baik bagi manusia. Mengapa manusia ingin menentangnya dan mengemukakan 1001 alasan untuk melanggarnya?  Sesungguhnya, dengan melanggarnya ini, secara tidak sadar kita berkata kepada Tuhan, “saya lebih tahu dari Engkau, Tuhan! Walaupun Engkau mengatakan makanan itu haram dimakan, tetapi menurut saya, itu tidak haram, maka saya memakannya saja.”

2 Kor 7:1

Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

Ayat ini jelas mengatakan bahwa kita harus menyucikan diri dari semua pencemaran jasmani dan rohani. Dengan makan makanan yang haram, jelas kita bukan saja melakukan pencemaran jasmani, tetapi juga pencemaran rohani, karena kita telah menempatkan nafsu/selera makan kita di atas Tuhan, kita telah melanggar hukum yang pertama dari 10 Hukum. Selera makan kita sudah menjadi allah bagi kita, yang bahkan bisa mengalahkan penurutan kita kepada Tuhan. Kita tidak lagi takut akan Allah.

BAGAIMANA NANTI DI DUNIA YANG BARU?

Setelah dunia kita yang lama ini lenyap dan Tuhan menciptakan dunia yang baru di bumi ini, kondisi aman-tenteram sejahtera bagi semua makhluk hidup akan dipulihkan. Lihat gambaran yang ditulis di:

Yes 11:6-9

 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.  Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.  Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.

Jika kita sekarang tidak bisa melepaskan kegemaran kita makan segala yang diberi label “haram” atau “najis” oleh Tuhan, kita pasti tidak akan betah tinggal di dunia baru di mana kegemaran kita tersebut tidak bisa dipuaskan.  Tentu saja hal ini akan memicu dua macam reaksi:

1. Kalau begitu mumpung sekarang di dunia ini kita masih bisa melakukannya, ya makan saja sebanyak-banyaknya, sebab nanti tidak ada lagi.

2. Kalau begitu sebaiknya kita berlatih mulai sekarang supaya nanti betah di dunia yang baru.

Semuanya tentu terpulang kepada manusia yang melakukannya.

Sebagai penutup, kita perlu mengingat ini:

KITA TIDAK BISA SELAMAT KARENA APA YANG TIDAK KITA MAKAN

TAPI

KITA BISA TIDAK SELAMAT KARENA APA YANG KITA MAKAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *