Hari Perhentian, Hari Kudus

Pada jaman ini, atau masa sekarang ini berbagai ribuan agama terdapat dalam dunia. Menurut salah satu situs bahwa jumlah agama di dunia kurang lebih 4.200 agama dan dari ribuan agama ini semuanya mengaku yang paling benar. Pertanyaannya adalah, apakah semuanya benar?

Semua aliran agama mempunyai ritual perbaktian masing-masing dan berbeda-beda, bahkan hari perbaktian yang dikhususkan dalam masing-masing agama berbeda-beda pula.

Pada pembahasan ini, saya mengambil referensi dari dua kitab yang dipunyai penganut agama terbesar di dunia, yaitu Alkitab (bible) dan Al Qur’an.

Didalam praktek sehari-hari di dunia nyata, (pada kenyataannya) bahwa masing-masing pengikut agama selalu mengagungkan agama yang mereka anut, atau agama yang mereka sedang ikuti dan tidak jarang dari masing-masing penganut agama ini akan saling mengejek dan bahkan bila dimungkinkan (jika tidak ada hukum Negara yang mengatur) akan saling membunuh satu sama lain.

Apa artinya Agama?

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Kehidupan ada, karena ada Pemberi hidup dan agama ada karena kebutuhan mahluk hidup (ciptaan) akan Penciptanya.

Dari definisi agama diatas, maka kita dapat mengartikan bahwa agama adalah media yang difahami umat manusia untuk dapat terhubung dengan Penciptanya dengan harapan Sang Pencipta akan berkenan kepada umat (kumpulan orang-orang) yang sedang menjalankan ritual keagamaan.

Saya mencoba memberikan satu analogi, yaitu ketika saya mau pergi dari Jakarta ke Surabaya, maka agar dapat tiba di Surabaya dengan selamat, saya harus memilih alat transportasi, yaitu bisa melalui kendaraan lewat darat, naik kereta api, atau naik pesawat. Meskipun saya memakai salah satu kendaraan tersebut sebagai media transportasi, tetapi tujuan utama adalah agar tiba di Surabaya dengan selamat dan tepat waktu. Alat transportasi bukan lah hal yang paling utama, tetapi tujuan lah yang paling utama.

Dalam memilih alat transportasi, kita harus pastikan bahwa alat transportasi yang kita pilih benar-benar menuju ketujuan yang kita inginkan, jika tidak maka sia-sialah kita naik alat transportasi tersebut. Alat transportasi tidak lah terlalu penting, yang paling penting adalah tujuan kita.

Jika agama hanya menjadi media, berarti yang terutama bukan medianya atau agama tetapi tujuannya, yaitu TUHAN itu sendiri. Tetapi sangat disayangkan, tidak jarang orang-orang saat ini justru memuja agama, bukan memuja TUHAN, mereka lebih mengutamakan agama, bukan mengutamakan TUHAN, dan akhirnya mereka malah menuhankan agama dan mengabaikan Pencipta itu sendiri.

Agama yang benar

Jika agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, maka sangat mudah untuk meneliti dan meyakinkan kita kalau kita sudah benar-benar dalam agama yang benar dan kita telah terhubung secara benar dengan TUHAN Sang Pencipta kita.

Pada tulisan ini, saya hanya melakukan penyelidikan hari perbaktian dari Alkitab (bible) dan Al Qur’an saja. Penulisan ini berguna untuk pencerahan bagi orang-orang yang mau mengetahui kebenaran yang terkandung dalam kitab dan orang-orang yang dengan tulus mau mengetahui perbaktian yang sebenarnya.

Hari Kudus Menurut Alkitab (bible)

Alkitab sangat jelas menerangkan mengenai hari-hari, bahkan alkitab menjelaskan permulaan hari dan berakhirnya hari dalam satu hari, penjelasan ini dapat kita temukan dalam Kitab Taurat Kejadian 1:5 “dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama”. Kitab taurat ini memberikan pengetahuan kepada kita bahwa suatu hari berawal atau dimulai dari petang hari, dan berakhir  pada petang hari “jadilah petang dan jadilah pagi itulah hari pertama”. Ini merupakan penemuan yang sangat berharga, karena pada saat sekarang ini, suatu hari itu dimulai bukan dari petang, tetapi dari tengah malam yaitu jam 24.00 atau Jam 00.00 atau jam 12 tengah malam, ini berbeda dengan kitab taurat yang memberikan kebenaran bahwa suatu hari dimulai dari petang, yaitu matahari terbenam.

Kitab taurat juga menjelaskan bahwa terang itu siang dan gelap itu malam, artinya antara terang dan gelap terdapat transisi yang disebut “petang” yaitu transisi dalam pergantian hari, dan pergantian hari terjadi setiap petang.

Hari apakah Hari Kudus dalam Alkitab

Dalam Alkitab (bible), sosok Yesus Kristuslah yang menjadi panutan dan pemberi keselamatan kepada suluruh umat manusia, kepastian ini ditulis dalam Injil Matius 28:18 “Yesus mendekati mereka dan berkata, “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan dibumi”, ini sejalan dengan Al Qur’an dalam Ali’Imran 45. “(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat[195] (datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),”. Setelah Yesus Kristus bangkit dari kematian, maka Dia yang juga disebut sebagai TUHAN naik kesurga, sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam Injil Lukas 24:51 “dan ketika Ia (Yesus Kristus) sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat kesorga”

Setelah Yesus yang disebut Kristus itu pergi ke sorga, maka murid-murid Yesus Kristus melanjutkan penginjilan sesuai perintah yang diberikan Yesus Kristus kepada mereka dalam Injil Matius 28:19 “karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”

Karena Yesus Kristus dan para murid-murid-Nya yang disebut rasul merupakan sosok panutan orang-orang Kristen, maka mari kita selidiki apa yang diajarkan Yesus Kristus dan rasul-Nya mengenai hari perbaktian (hari kudus).

Injil Lukas 4:16 “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab”

Setiap hari Sabat Yesus Kristus pergi kerumah ibadat untuk beribadah, dan ini merupakan kebiasaan-Nya.

Injil Matius 24:20  “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri, itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat” Perintah ini berasal dari Yesus Kristus sendiri ketika Dia menceritakan siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu pada akhir jaman. Dari ayat ini kita bisa simpulkan bahwa perbaktian hari sabat akan tetap berlaku hingga akhir jaman.

Injil Markus 1:21 “Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar”.

Kembali ayat diatas menegaskan, “setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar” artinya Yesus bersegera dan tidak menunda-nunda untuk beribadah pada hari Sabat.

Pada masa Yesus Kristus di dunia ini, banyak orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat mengecap Yesus karena dianggap kurang dalam menyucikan sabat, karena pada saat itu terlalu banyak larangan pada hari Sabat yang dibuat pemuka-pemuka agama dan Yesus Kristus menjawab dalam Injil Markus 3:4 “Kemudian kata-Nya kepada mereka :”Manakah yang diperbolehkan pada hari sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” tetapi mereka itu diam saja.” Pada ayat ini Yesus Kristus mengajarkan bahwa pada hari sabat diperbolehkan bekerja untuk berbuat baik dan menolong orang lain (bukan untuk kesenangan dan mencari nafkah)

Injil Markus 6:2 “Pada hari Sabat Ia mulai  mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia berkata:”Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?”

Kita dapati dari ayat-ayat diatas, Yesus bukan saja beribadat pada setiap hari Sabat, bahkan Dia juga selalu mengajar dan jemaat yang sedang hadir pada saat Dia mengajar, semua takjub.

Untuk mengukuhkan pentingnya Sabat, maka Yesus Kristus mengatakan dalam Injil Markus 2:27-28 “Lalu kata Yesus kepada mereka :”Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat”

Yesus Kristus menegaskan bahwa hari Sabat itu sangat penting, sehingga harus diberikan kepada manusia untuk kebaikan dan bahkan Yesus mengaku menjadi Tuhan atas hari Sabat. Hari sabat bagai pengikut Yesus adalah suatu hari yang sangat penting dan sakral, tetapi bangsa Yahudi (Israel) salah mengartikan hari Sabat.

Apakah buktinya bahwa hari Sabat itu merupakan suatu hari yang sangat penting, kita perlu kembali ke kitab Torah Keluaran 20:11 “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan mengudukannya”. Didalam ayat ini ada unsur penciptaan, dimana TUHAN mengatakan bahwa hari sabat dikuduskan karena peringatan penciptaan, dan mengakui TUHAN lah pencipta.

Pengudusan hari sabat sangatlah penting, ini bisa kita baca dalam Kitab Yesaya 58 : 13,14 “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat  dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan mu “, dan hari kudus TUHAN “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata   omong kosong maka engkau akan bersenang-senang   karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak   bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka   Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.

Apakah Rasul-rasul Yesus menguduskan sabat

Yesus Kristus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengabarkan Injil dan kebenaran, serta membaptis siapa saja yang percaya dan menyerahkan diri mereka kepada Tuhan. Pertanyaannya adalah, apakah murid-murid Yesus masih menyucikan hari Sabat ?

Yesus menegaskan bahwa tidak ada perubahan Hukum Taurat, dan Sabat merupakan salah satu hukum dalam taurat yaitu hukum ke empat (4), dan Yesus Kristus berkata dalam Injil Matius 5:18. 5:17-19 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.  Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat   sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”

Perkataan ini sesuai dengan Kitab Yesaya 8:20 “Carilah pengajaran dan kesaksian” Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit  fajar”.

Mari kita selidiki ajaran murid-murid Yesus Kristus perihal hari Sabat

Kitab Kisah Para Rasul 13 :14 ”Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari SABAT mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.”

Kitab Kisah Para Rasul 13 :42 “Ketika Paulus dan Barnabas keluar, mereka diminta untuk berbicara tentang pokok itu pula pada hari SABAT berikutnya”.

Kitab Kisah Para Rasul 13 :44 “Pada hari SABAT berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah”.

Kitab Kisah Para Rasul 17 :2 “Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari SABAT berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci”.

Ayat-ayat diatas membuktikan bahwa setelah Yesus Kristus naik ke sorga, murid-murid-Nya tetap menyucikan Sabat, artinya tidak ada perubahan hari khudus, dan jika kita membaca didalam Alkitab, maka kita akan mendapati perintah untuk menyucikan hari Sabat.

Tetapi pada saat sekarang ini, mayoritas orang yang mengaku beragama Kristen tidak percaya akan Kitab suci mereka, mengapa hal itu terjadi? Ini juga sudah dituliskan dalam Kitab Ibrani 4:1-16 “Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: “Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,” sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: “Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.” Dan dalam nas itu kita baca: “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu “hari ini”, ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!” Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain. Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.

Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa banyak orang-orang yang mengaku Kristen tetapi sebenarnya mereka tidak beriman. Bahkan banyak orang-orang Kristen mengaku beriman, tetapi pada dasarnya mereka tidak mengerti apa arti iman. Dan bahkan banyak orang-orang Kristen berkata bahwa keselamatan itu cukup hanya “percaya” saja kepada Yesus Kristus, tanpa mengerti artinya “Percaya”.

Mari kita teliti dan kita selidiki apa penjelasan dari Kitab perihal “iman, perbuatan dan percaya” Kitab Yakobus 2:17 -26 “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Yesus Kristus mengatakan dalam Injil Yohanes 14:12-15 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

Akan semakin jelas dalam Kitab berbahasa Inggris versi King James dalam Kitab John 14:12-15 “Verily, verily, I say unto you, He that believes on me, the works that I do shall he do also; and greater works than these shall he do; because I go unto my Father. And whatsoever you shall ask in my name, that will I do, that the Father may be glorified in the Son. If you shall ask anything in my name, I will do it. If you love me, keep my commandments”.

Dalam bahasa inggris menyebutkan “my commandments” atau dalam bahasa Indonesia “Hukum-kukum-Ku” artinya semua Hukum Tuhan, tidak ada terkecuali.

Dari penelitian kita diatas dan dari hasil temuan, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa mayoritas umat yang mengaku Kristen belum tentu menyembah Yesus Kristus, karena mereka tidak mengikuti ajaran Kristus. Dalam Alkitab (bible) tidak ditemukan satu ayatpun mengenai perintah untuk menyucikan hari minggu.

Hari Kudus Dalam Al Qur’an

Untuk menghindari salah pengertian dan salah pemahaman, maka penulis hanya membagikan ayat-ayat yang terdapat dalam Al Qur’an saja, sebagai berikut:

Al A’raaf 163. Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri[578] yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[579], di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.

Al Baqarah 65. Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu[59], lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera[60] yang hina”.

An Nisaa 154. Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud[375]”, dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu[376]”, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.

An Nahl 124. Sesungguhnya diwajibkan (menghormati)[844] hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu.

An Nisaa 47. Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang[306] atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu[307]. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.

Kesimpulan

Dari penelitian diatas, maka sementara dapat disimpulkan bahwa, baik Kristen dan Islam kurang memahami Kitab Suci mereka, dan kedua kelompok ini menempatkan agama lebih tinggi daripada Pencipta. Mereka lebih mengutamakan media diatas tujuan.

Ini hanya kesimpulan sementara penulis, terima kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *